
- Dukcapil Terus Jemput Bola Layani KTP-el
- Ganjar Dukung Atlet Esport Jateng
- Pemain Pilar PSIS akan Dimainkan lawan BFC
- Gerakan PSN Wawali di Kelurahan Sumurbroto
- Media Ujung Tombak Kurangi Resiko Bencana
- Jersey Pra Musim PSIS Sudah Bisa Dipesan
- Perempuan Berperan Berantas Korupsi
- PSS Sleman Gagal ke 8 Besar Piala Indonesia
- Gaji Perangkat Desa Tetap, 100% Setara Gol IIA
- Big Data Dukcapil Terus Dikembangkan
Bangkit dari Keterpurukan Rumah Tangga
Retno Wulandari
Berita Terkait
- Bagikan Petuah pada Guru TK0
- Semua Siswa Laksana Anak Sendiri0
- Memilih Mengabdi Sebagai Kamituwo di Desa0
- Gaji Kecil Kalau Disyukuri Akan Cukup0
- Mengajar Dahulu, Touring Kemudian0
- Anak Buruh Tak Mampu, Sukses jadi Polisi0
- Kakek Para Pendekar0
- Pengabdian Tanpa Henti0
- Belajar Sepanjang Waktu0
- Otot Kawat Balung Wesi0
Berita Populer
- Ayo ke Kebun Jambu Kristal Cepoko Gunungpati
- Berwisata Sawah di Kampung Wisata Sawah Mijen
- Taman Sayur, Wisata Alternatif di Limbangan Kendal
- Di Liga 1 PSIS Belum Ber-homebase di Jatidiri
- Pemanah Muda dari Wonosobo
- Wonosobo Juara Sepak Takraw Popda SD Jateng
- Umbul Sidomukti, Kolam Renang Berpanorama Alam
- Penerbad Bakal Butuh Banyak Pilot
- Amad Triyoso, Lurah Baru Kelurahan Jatisari
- Pesepakbola Muda Berbakat dari Jateng

Keterangan Gambar : Retno Wulandari, berbagai persoalan yang mendera hidupnya makin membuat sosok wanita yang satu ini makin tangguh dalam mengatasi segala persoalan hidupnya.
Semarangsekarang.com--Jangan menyerah pada masalah, karena setiap persoalan ada jalan keluarnya. Yakinlah, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Itulah sebaris pesan dan penyemangat yang selalu disampaikan Retno Wulandari kepada semua kolega yang tengah dirundung persoalan.
Retno, begitu dia biasa di sapa, bisa diibaratkan perempuan berusia 46 tahun ini seperti kamus berjalan dalam hal memecahkan persoalan. Perempuan kelahiran Pati, 23 Juni ini, terlalu sering tertimpa persoalan. Tak terkecuali problematika rumah tangganya sendiri.
Karena persoalan rumah tangga pulalah yang membuatnya pergi ke Negeri Jiran Malaysia pada 2010 hingga 2015. Saat kembali ke tanah air, ia sadar harus mandiri. Karena itu ia membuka berbagai usaha. Seperti salon kecantikan, menyediakan hijab murah, hingga berjualan rujak serut dan nasi liwet.
“Saya sadar harus hidup secara mandiri, karena itu apapun saya lakukan, asal memberikan hasil.,” kata ibu dua anak itu menambahkan.
Meski awalnya terasa berat, lambat laun usahanya itu jalan juga. Bahkan ia melayani konsumennya secara online (daring), termasuk dalam memberikan jasa layanan salon. Seperti creambath, facial, spa, manicure dan pedicure.
Kiprahnya sebagai salah satu pengurus Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan Indonesia FKPPI Cabang Pati, membuat usaha yang digeluti alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK) Semarang ini makin menggeliat. Banyak konsumen yang juga koleganya di FKPPI. Bahkan, dalam berbagai event yang dilaksanakan oleh FKPPI, ia tak ragu menjalankan usahanya itu
“Kalau bulan Ramadhan saya membuka lapak jual makanan berbuka di tenda FKPPI. Jadi sembari mengikuti kegiatan FKPPI saya terus berbisnis,” tambah Retno
Dari kisah perjalanan hidupnya itu, perempuan berzodiak Cancer ini pun berpesan, kepada sesama perempuan agar apapun yang terjadi dalam menjalani hidup maupun saat menghadapi berbagai persoalan mesti senantiasa mengutamakan keluarga.
“Akan lebih baik jika perempuan bisa menghasilkan uang sendiri, tidak selamanya bergantung pada suami. Karena dalam situasi tertentu, istri yang bisa mencari uang sendiri dapat meringankan suami. Dan istri tetap terhormat Dimata suami maupun keluarganya,” kata perempuan yang tinggal di daerah Kamandowo Kabupaten Pati ini. (mbd-SS)
