Transformasi Hidup Melalui Kekuatan Tulisan


Oleh: Nia Samsihono

Semarangsekarang.com – Pernahkah terlintas dalam pikiran kita bahwa sebuah kegiatan sederhana seperti menulis dapat menjadi kunci perubahan besar dalam hidup seseorang? Saya, seperti banyak orang, awalnya tidak menyadari potensi luar biasa yang terkandung dalam tindakan sederhana ini. Namun, melalui perjalanan pribadi, saya menemukan bahwa menulis telah menjadi katalisator yang mengubah hidup saya secara mendalam dan positif.

Dulu, hidup saya terasa monoton dan tanpa arah yang jelas. Seringkali, saya merasa kehilangan identitas dan tujuan hidup. Segala tekanan dan kekhawatiran tampaknya menggantung di atas kepala tanpa solusi yang nyata. Semua itu berubah ketika saya mulai menulis. Menulis memberi saya kesempatan untuk menjelajahi pikiran dan perasaan yang mungkin terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kata-kata, saya menemukan suara dalam diri yang telah lama terpendam.

Tulisan saya menjadi jendela yang membuka diri pada pemahaman yang lebih dalam tentang siapa saya sebenarnya. Saat itu, ketika menulis, saya telah menemukan diri melalui kata-kata.

Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan saat-saat sulit pun tak terhindarkan. Menulis memberi saya wadah untuk mengekspresikan emosi dan merangkul kegembiraan atau kesedihan. Seiring waktu, saya menyadari bahwa proses ini bukan hanya pencurahan perasaan, tetapi juga terapi emosional tanpa batas. Ketika saya menuliskan pengalaman dan perasaan, saya merasa seolah-olah beban di pundak berkurang.

Setiap kata yang tergores di atas kertas adalah langkah menuju pemulihan. Saya belajar untuk menerima emosi saya, memberdayakan diri untuk bertumbuh dari pengalaman, dan menerima bahwa perubahan adalah bagian alami dari kehidupan. Menulis tidak hanya menjadi pelipur lara emosional, tetapi juga menjadi alat untuk mengasah keterampilan dan mewujudkan impian. Saya mulai mengeksplorasi berbagai genre tulisan, dari puisi, cerita pendek, hingga esai, dan merasakan kepuasan melihat perkembangan kemampuan menulis saya dari waktu ke waktu.

Pada satu titik, saya menyadari bahwa menulis bukan hanya kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga merupakan langkah pertama menuju pencapaian impian. Saya memulai proyek-proyek menulis yang lebih besar, seperti menulis buku puisi, cerita rakyat atau cerita anak, atau hasil penelitian, bahkan kamus. Pada akhirnya semuanya itu dipublikasikan ke masyarakat. Melalui perjuangan dan kerja keras, saya mendapati diri semakin mendekati impian-impian yang menjadi cita-cita dan mendapatkan kepuasan batin yang tak terhingga.

Saya kirimkan juga hasil tulisan ke berbagai media ketika itu media koran, seperti Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Republika, Suara Merdeka, Wawasan, dan Intisari. Satu hal yang membuat perubahan hidup saya begitu berarti adalah ketika mulai membagikan tulisan saya kepada orang lain. Tak disangka, cerita dan pemikiran saya memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan menyentuh hati orang lain. Beberapa kritik positif dari pembaca dan sahabat telah memberikan saya semangat untuk terus menulis, berbagi pengalaman, dan mendorong orang lain untuk menemukan kekuatan mereka melalui kata-kata yang kemudian menjadi tulisan.

Sederetan kata-kata dapat menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengubah hidup. Proses ini membantu saya menemukan diri, melewati masa-masa sulit, membangun keterampilan, dan bahkan menginspirasi orang lain.

Dengan setiap kata yang saya tulis, saya menyadari bahwa hidup ini benar-benar berubah, dan kekuatan menulis membawa saya menuju perubahan positif yang tak terduga. Bagi seorang penulis seperti saya, sangat menyadari bahwa kemampuan menulis saya dibangkitkan oleh guru hidup saya, yaitu Prof Dr Anton M Moeliono, Dr Hans Lapoliwa, Drs Lukman Ali, Dr Hasan Alwi, Dr Dendy Sugono, Prof Dr Mien Rifai, Prof Dr. Liek Wilardjo, Prof Dr Soegeng Hardiyanto, Dr Th Sri Rahayu Prihatmi, Prof Dr Riris Sarumpaet, Prof Dr Melani Budianta, Prof Dr Achadiati Ikram, Prof Dr Gondomono, Dr Apsanti Djoko Sujatno dan masih banyak guru lainnya yang tidak saya sebutkan satu per satu.

Saya dapat lebih mengenal kata, frasa, kalimat, wacana, imajinasi, fakta, fiksi, dan lainnya yang berkaitan dengan tulis-menulis. Juga tanda titik, koma, titik dua, dan lambang-lambang tanda baca. Saya memahami mengapa huruf harus ditulis kapital atau kecil, mengapa suku kata harus bergabung satu dan lainnya, mengapa ada awalan dan kata depan, dan lainnya.

Jadi, menulis tidak hanya sekadar kegiatan rutin, tetapi sebuah perjalanan menuju transformasi diri yang luar biasa. Dalam serangkaian pengalaman pribadi, saya membagikan kisah tentang bagaimana menulis telah menjadi kunci utama yang membuka pintu-pintu baru dalam hidup.

Pertama, kegiatan menulis telah menjadi bentuk terapi yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Melalui kata-kata, saya menemukan wadah untuk melepaskan emosi, merenungkan perasaan, dan menggali kedalaman pikiran.

Kedua, kegiatan menulis adalah cara saya berbicara dengan diri sendiri dan menyembuhkan luka-luka yang terpendam. Saya juga menemukan komunitas yang mendukung di dunia daring. Dengan berbagi karya, saya tidak hanya mendapatkan apresiasi dari sesama penulis, tetapi juga membangun hubungan yang erat dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Saya menemukan sahabat-sahabat sejati melalui kata-kata yang kami gunakan dalam tulisan. Itu adalah keajaiban yang tidak saya duga sebelumnya. Bukan hanya itu, menulis juga membawa saya pada peluang-peluang baru.

Karya-karya yang diunggah secara daring menarik perhatian penerbit. Buku pertama, buku kedua, serta buku berikutnya menorehkan nama saya dalam terbitan yang akan menjadi monumen hidup saya. Menulis telah membuka pintu bagi saya untuk mewujudkan impian menjadi seorang penulis yang dikenal.
Pada kenyataannya, menulis bukan lagi sekadar kegiatan hobi, tetapi telah menjadi kekuatan yang mendorong diri untuk berkembang dan mengubah hidup secara positif.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi masyarakat yang membacanya sehingga mereka dapat mengejar passion-nya dan menemukan kekuatan dalam kata-kata. Kita akan selalu ingat bahwa di dalam setiap pena, terdapat kekuatan untuk mengubah tidak hanya dunia di sekitar kita, tetapi juga kehidupan kita sendiri. (SS)

Jakarta, 8 November 2023
Nia Samsihono adalah nama samaran Dad Murniah, Ketua Umum Satupena DKI Jakarta.

Berita Terkait

Top