
- Investor Kerjasama dengan Pemkot Salatiga
- Wisuda Purna Wiyata Anggota Permadani
- Patung Bung Karno Selesai Dibangun
- PresidenJokowi akan Kunjungi Kota Semarang
- Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Tertekan
- Kekerasan Terhadap Perempuan Trend-nya Meningkat
- Bamsoet: Senjata Api Tidak Boleh Sembarang Digunakan
- Rohaini Minta Vaksinasi Prioritaskan untuk Lansia
- Vaksinasi Tahap 2 di Kota Semarang Lebihi Target
- Kapan Semarang Tuntaskan Masalah Banjir?
18 Rumah Rusak Akibat Tanah Longsor
Tidak ada korban jiwa
Berita Terkait
- Sodri: Pompa Air Mesti Dimaksimalkan0
- Pandemi, Potehi Berhenti Rejekipun Terhenti0
- Kampung Melayu Semarang Bakal Jadi Kawasan Wisata0
- Senam di TLJ Sementara Diliburkan0
- Jalur Pantura Semarang-Mangkang Berlubang Parah0
- Nelayan Ingin SPBN AKR Tambaklorok Dibuka Lagi0
- Talud Pemecah Gelombang Diharap Dibangun Lagi0
- Normalisasi Kali Beringin Ditarget Selesai 20220
- Calon Penumpang Pesawat Repot Cari Klinik Rapid0
- Perwakilan Buruh Dukung Hendi-Ita0
Berita Populer
- Ayo ke Kebun Jambu Kristal Cepoko Gunungpati
- Sumur di Tutup Cor, Tiba-Tiba Meledak
- Berwisata Sawah di Kampung Wisata Sawah Mijen
- Taman Sayur, Wisata Alternatif di Limbangan Kendal
- Dari Hobi Menyanyi Ingin Menjadi Profesi
- Kisah Sedih Dibalik Sukses Ratu Panggung
- Pemanah Muda dari Wonosobo
- Unperba Purbalingga Buka 4 Fakultas 12 Progdi
- Di Liga 1 PSIS Belum Ber-homebase di Jatidiri
- Penerbad Bakal Butuh Banyak Pilot

Keterangan Gambar : Selain merusak rumah, tanah longsor juga merusak akses jalan paving milik warga Trangkil Baru, Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Semarang. (foto: subagyo/SS)
Semarangsekarang.com - Tanah labil di RT 6 RW 10 Trangkil Baru, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, menyebabkan longsor. Ada 18 bangunan rumah warga yang retak-retak dan ambles, selama dua minggu yang lalu. Jumlah rumah yang terdampak tanah labil di wilayah itu, kini kian bertambah menjadi 23 unit rumah.
Warga RT 6 RW 10 Trangkil Baru, Sugijono menceritakan, rumahnya roboh, Sabtu (6/2/2021) lalu saat hujan deras mengguyur Kota Semarang. Dan kini, dia bersama istrinya tinggal di tenda yang tidak jauh dari rumahnya yang telah roboh. Sementara, anaknya diungsikan ke tempat saudaranya.
"Warga sudah melakukan gotong royong membuat tempat untuk menumpuk barang-barang dan buat tidur, tapi masih belum cukup. Akhirnya, warga membuat tenda," ungkap Sugijono, Kamis (11/02/2021).
Menurutnya, peristiwa serupa sempat terjadi pada delapan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2013 silam. Faktornya, selokan air tidak berfungsi dengan baik.
Dia berharap, pemerintah bisa memikirkan warga yang terdampak terutama masalah tempat tinggal. Mayoritas warga tetap ingin tinggal di wilayah itu karena satu-satunya tempat yang dimiliki. Warga juga sudah merasa nyaman tinggal di wilayah tersebut. Terlebih lagi, rumah itu merupakan satu-satunya aset yang dimiliki.
"Kami sudah dapat berbagai bantuan. Ada sembako, pakaian layak pakai, obat-obatan. Makanan sudah tercukupi. Hanya, tempat tinggal yang menjadi tumpuan kami," katanya.
Ketua Panitia Penanggulangan Bencana RT 6 RW 10 Trangkil Baru, Toni menyampaikan, warga yang rumahnya rusak akibat pergeseran tanah labil dan longsor saat ini tinggal di rumah tentangga yang bisa ditempati dan bisa untuk menampung tetangga korban tanah longsor.
Tak ada korban jiwa
Sementara, barang-barang mereka dititipkan ke saudara masing-masing. Dua tenda dari Kementrian Sosial juga telah didirikan sebagai tempat tinggal warga.
Dapur umum telah dibuat untuk mencukupi kebutuhan makan warga yang terdampak bencana. Namun demikian, Dia masih bisa bersyukur, bantuan cukup mengalir dari berbagai pihak.
"Sembako sudah cukup banyak yang masuk. Sedangkan yang masih kurang vitamin dan susu untuk anak-anak," ujarnya.
Toni menyebutkan, tidak ada satu korban pun kejadian 23 rumah yang runtuh. Warga sudah antisipasi lebih dini dengan meninggalkan rumah saat mengetahui bangunan mulai retak-retak. (subagyo-SS)
