
- Investor Kerjasama dengan Pemkot Salatiga
- Wisuda Purna Wiyata Anggota Permadani
- Patung Bung Karno Selesai Dibangun
- PresidenJokowi akan Kunjungi Kota Semarang
- Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Tertekan
- Kekerasan Terhadap Perempuan Trend-nya Meningkat
- Bamsoet: Senjata Api Tidak Boleh Sembarang Digunakan
- Rohaini Minta Vaksinasi Prioritaskan untuk Lansia
- Vaksinasi Tahap 2 di Kota Semarang Lebihi Target
- Kapan Semarang Tuntaskan Masalah Banjir?
Mengajar Itu Bukan Semata Mencari Uang
Muhtar Yusuf, Kepala Sekolah MI Muhammadiyah
Berita Terkait
- Kondisi Apapun, Guru Tidak Boleh Menyerah0
- Prodi Akuntansi FEB UKSW Raih Akreditasi Unggul0
- Kelurahan Kumpulrejo Miliki 10 Gazebo Baca0
- Kepala Sekolah Harus Tebarkan Virus Kebaikan0
- Penghapusan Formasi Guru di CPNS Perlu Dikaji0
- Drive Thru, Cara Unik SMP Domsav Bagikan Raport 0
- Ganjar Kukuhkan Lima Sekolah Adipangastuti0
- Upayakan Mutu Pendidikan Lewat SRA0
- Hendi Serahkan Beasiswa Miskin Berprestasi 0
- Wali Kota Salatiga Lakukan MoU dengan STIE AMA0
Berita Populer
- Ayo ke Kebun Jambu Kristal Cepoko Gunungpati
- Sumur di Tutup Cor, Tiba-Tiba Meledak
- Berwisata Sawah di Kampung Wisata Sawah Mijen
- Taman Sayur, Wisata Alternatif di Limbangan Kendal
- Dari Hobi Menyanyi Ingin Menjadi Profesi
- Kisah Sedih Dibalik Sukses Ratu Panggung
- Pemanah Muda dari Wonosobo
- Unperba Purbalingga Buka 4 Fakultas 12 Progdi
- Di Liga 1 PSIS Belum Ber-homebase di Jatidiri
- Penerbad Bakal Butuh Banyak Pilot

Keterangan Gambar : Muhtar Yusuf, Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul, Kecamatan Purwojati kabupaten Banyumas. (foto: istimewa/dokpri
Semarangsekarang.com - Witing Tresno jalaran Soko kulino (cinta terjalin karena kebiasaan). Begitulah kalimat pendek yang bisa menggambarkan kecintaan Muhtar Yusuf, Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul, Kecamatan Purwojati kabupaten Banyumas terhadap dunia pendidikan. Lebih khusus lagi cinta Muhtar kepada sekolah yang sejak dua tahun lalu dimpinnya, yaitu MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul, Kecamatan Purwojati.
Padahal kecintaan Muhtar terhadap dunia pendidikan tidak selamanya berjalan mulus. Pada 2004 misalnya, sesaat setelah diangkat menjadi guru di MIM Karangtalun Kidul, cobaan langsung menghadang. Salah satu siswi yang dikenal nakal di sekolah tersebut, mencaci dengan kalimat yang kasar. Muhtar bergeming, dan hanya melaporkan cacian itu kepada kepala sekolah, sehingga persoalan pun selasai.
Selain itu, suami Indriyati ini juga pernah bermasalah dengan siswa lain yang dikenal nakal. Ceritanya, saat murid lain siap mengikuti pelajaran, ada siswa yang tetap asik bermain. Muhtar mendorongnya, agar bergabung dengan siswa lain. Ternyata, anak itu malah jatuh, wajahnya mengenai lantai dan satu giginya tanggal. Persoalan itu nyaris berbuntut panjang. Karena orangtua murid hendak melaporkannya ke polisi. Beruntung, pada akhirnya masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Pelajarannya, menjadi guru itu harus sabar, dawa ususe. Tidak gampang emosi, dan harus selalu ikhlas," kata Muhtar lagi.
Selain dengan murid, anak kedua, empat bersaudara pasangan Rochmadi dan Alfiah, ini juga pernah dicoba dengan kesulitan ekonomi. Saat itu, ia tidak memiliki uang sehingga tidak bisa membeli bensin dan Itu membuatnya harus bolos mengajar. Namun kondisi itu tidak membuat Muhtar berkecil hati. Bagi Muhtar, mengajar bukan melulu mencari uang. Tetapi juga investasi buat masa depan, saat kembali keharibaan Allah SWT. Kini, berkat kerja keras dan kesabarannya, lambat laun ia bisa mengatasi masalah ekonomi, terlebih setelah usahanya dibidang pertanian memberikan hasil yang baik.
"Kalau sore saya bertani, sempat bertani sayur mayur, lalu pindah hidroponik kini saya menanam melon. Alhamdulillah hasilnya mencukupi kebutuhan keluarga," kata Bapak dua anak, kelahiran Banyumas, 9 Januari 1984, ini menambahkan. (m budiono-SS)
