
- Karpet Merah DPRD Kota Semarang untuk Hendi-Ita
- Nelayan Ingin SPBN AKR Tambaklorok Dibuka Lagi
- Perampok di Jalan Krakatau Dilumpuhkan Polisi
- KemenPPPA Bangun Pos Ramah Perempuan dan Anak
- Tilang Manual Akan Diganti Sistem ETLE
- PPKM Diperpanjang Sampai 8 Februari 2021
- Pembunuhan dan Curanmor di WilkumJepara Terungkap
- Sarang Walet Andalan Ekspor dari Semarang
- Genjot Ekspor, Jateng Maksimalkan Produk Herbal
- Hendi-Ita Ditetapkan Pimpin Kota Semarang Lagi
Pembangunan Taman dengan 20.000 Ecobrick
Sumbangan dari PT Marimas
Berita Terkait
- Kebaikan Tanpa Sekat, dari Nasida Ria0
- Ganjar Kukuhkan Lima Sekolah Adipangastuti0
- Lazismu Jateng Gandeng Bank Muammalat 0
- Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat0
- Jembatan Kaca Tinjomoyo Dibangun 20210
- Kesabaran Ibu Dibutuhkan di Masa Pandemi0
- Ganjar: Kalau Sulit Tutup Saja0
- DOC KUB untuk Kelompok Tani Binaan 0
- Karantina Pertanian Bina Petani Muda Milenial0
- Ganjar dan Kyai Jateng Sepakat Jihad Lewat Medsos0
Berita Populer
- Ayo ke Kebun Jambu Kristal Cepoko Gunungpati
- Sumur di Tutup Cor, Tiba-Tiba Meledak
- Berwisata Sawah di Kampung Wisata Sawah Mijen
- Taman Sayur, Wisata Alternatif di Limbangan Kendal
- Dari Hobi Menyanyi Ingin Menjadi Profesi
- Pemanah Muda dari Wonosobo
- Kisah Sedih Dibalik Sukses Ratu Panggung
- Di Liga 1 PSIS Belum Ber-homebase di Jatidiri
- Unperba Purbalingga Buka 4 Fakultas 12 Progdi
- Penerbad Bakal Butuh Banyak Pilot

Keterangan Gambar : Dari kiri, Direktur PT Marimas Putera Kencana Harjanto Kusuma Halim, Eko Pramukawati dari Proklim Purwokeling, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melakukan peletakan ecobrick pertama di lokasi pembuatan taman ecobrick di dekat kantor DLH Jalan Tapak Tugu, Kamis, (17/12/2020). (foto: subagyo/SS)
Semarangsekarang.com - PT Marimas mendukung pembuatan taman kota Semarang ecobrick dengan memberikan bantuan 20 ribu ecobrick. Pembangunan Taman Ecobrick dimulai melalui peletakan ecobrick pertama di sekitar kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang Jalan Tapak Tugu, Kamis, (17/12/2020).
Pada kesempatan itu, Direktur PT Marimas Putera Kencana Harjanto Kusuma Halim mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh dengan memberikan 20 ribu ecobrick untuk pembuatan taman kota.
Ecobrick untuk taman sekaligus menjadi simbol kesadaran kepada masyarakat agar tidak membuang sampah plastik di sembarang tempat. Sehingga tidak mencemari lingkungan, baik di tanah, laut dan sungai.
"Kalau sedang jalan-jalan, bila melihat sampah plastik, diambil sampah plastik, dan bisa dimasukkan ke dalam botol itu, untuk dibuat ecobrick. Sampah plastik, jangan dibuang di jalan," ucapnya.
Prinsipnya plastik baik, untuk melindungi makanan sampai ke konsumen agar aman, tapi kalau sampah plastik jadi tidak baik kalau masuk ke sungai, laut atau tanah," katanya menjelaskan.
Taman Ecobrick, sambung Halim, tidak sanggup mengatasi persoalan sampah plastik di Kota Semarang ini. Karena total setiap hari produksi sampah di kota Semarang mencapai 900 ton per harinya.
Ramah lingkungan
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya meminta semua masyarakat turut untuk menyelesaikan pembuatan taman ramah lingkungan. PT Marimas, sudah menyumbang 20 ribu botol plastik ecobrick untuk taman kota.
"Sementara DLH Kota Semarang juga memberikan tempat dan fasilitas, didukung dari Eko Pramukawati dari Proklim Purwokeling," imbuhnya.
"Ecobrik ini saya rasa bisa dikembangkan di lokasi-lokasi lain. Pertama murah, yang kedua bisa mengatasi sampah khususnya sampah plastik, dan kekuatan botol plastik ini kuat, setelah sampah dimasukkan ke dalam botol. Tidak kalah dibandingkan dengan material lainnya," katanya.
Hendi sapaan Wali Kota, menerangkan, model- model taman ini, nantinya bisa dibuatkan dan dikembangkan di wilayah lain di kota Semarang. Tujuannya, untuk mengurangi sampah yang anorganik yang bisa membahayakan lingkungan alam.
"Proses pengelolaan sampah di Kota Semarang, sampah dari rumah tangga dimasukkan di tempat pembuangan sampah sementara lalu diangkut oleh truk untuk dibuang ke TPA, dan disini diolah jadi kompos, sedangkan ditutup dengan bio membran untuk diolah menjadi listrik," terangnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengatakan, persoalan pengelolaan sampah di Kota Semarang menjadi perhatian serius. Sebab, jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan berimbas kepada lingkungan di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.
Dengan luas TPA Jatibarang yang saat ini sekitar 46 hektare, kata Sapto, jika dibandingkan dengan jumlah sampah yang masuk tiap harinya ke TPA rata-rata mencapai 800 -1000 ton. "Maka dalam dua sampai tiga tahun lagi TPA tersebut akan penuh. Memang kapasitas penampungan sampah kita makin berkurang karena sampah tiap hari masuk,"pungkasnya. (subagyo-SS)
