
- Investor Kerjasama dengan Pemkot Salatiga
- Wisuda Purna Wiyata Anggota Permadani
- Patung Bung Karno Selesai Dibangun
- PresidenJokowi akan Kunjungi Kota Semarang
- Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Tertekan
- Kekerasan Terhadap Perempuan Trend-nya Meningkat
- Bamsoet: Senjata Api Tidak Boleh Sembarang Digunakan
- Rohaini Minta Vaksinasi Prioritaskan untuk Lansia
- Vaksinasi Tahap 2 di Kota Semarang Lebihi Target
- Kapan Semarang Tuntaskan Masalah Banjir?
Saksi Hidup Gerakan Pramuka di Indonesia
Aidi Samsudin
Berita Terkait
- Longsoran di Gombel Lama Macetkan Lalulintas0
- Salatiga Dapat Jatah Vaksin untuk 2.500 Sasaran0
- Perlu Literasi Manfaat Penjaminan Kredit0
- Vaksinasi Covid-19 Prioritaskan Pelayanan Publik0
- Hendi Tanam Padi di Halaman Balaikota0
- LPPD Harus Selesai Maksimal 3 Bulan0
- Pelatihan Public Speaking Diikuti 530 Personil0
- Kustam Ekajulu Ketua DKD Jepara Baru0
- Kapolsek Evakuasi Korban Banjir dengan Digendong0
- Kerja Hendi Sebagai Contoh Politik Hijau0
Berita Populer
- Ayo ke Kebun Jambu Kristal Cepoko Gunungpati
- Sumur di Tutup Cor, Tiba-Tiba Meledak
- Berwisata Sawah di Kampung Wisata Sawah Mijen
- Taman Sayur, Wisata Alternatif di Limbangan Kendal
- Dari Hobi Menyanyi Ingin Menjadi Profesi
- Kisah Sedih Dibalik Sukses Ratu Panggung
- Pemanah Muda dari Wonosobo
- Unperba Purbalingga Buka 4 Fakultas 12 Progdi
- Di Liga 1 PSIS Belum Ber-homebase di Jatidiri
- Penerbad Bakal Butuh Banyak Pilot

Keterangan Gambar : Aidi Samsudin, warga Kota Semarang, menjadi salah satu saksi perjalanan kepanduan di Indonesia, sekaligus menjadi sosok yang turut berdirinya Pramuka di Indonesia di era Presiden Soekarno. (foto: dani/SS)
Semarangsekarang.com - Setiap datangnya bulan Februari, ada momen yang selalu diiingat oleh anak muda seluruh dunia yaitu Valentin day dan Baden Powell Day. Valentine day yang kita kenal sebagai hari kasih sayang sedangkan Baden Powell Day atau Hari Pandu Dunia memang masih belum populer di kalangan anak muda karena hanya aktifis ataupun anggota Pramuka saja yang senantuasa mengingat dan memperingati.
Kesan itu disampaikan tokoh senior Pramuka Aidi Samsudin yang kini telah berusia 86 tahun. Saat ditemui semarangsekarang.com di kediamannya di kampung Bulu Stalan III B Semarang, Aidi menceritakan sejarah perkembangan Pramuka di Indonesia terutama perkembangan tunas kelapa di kota Semarang.
Kak Samsudin, biasa di sapa, adalah satu-satunya saksi hidup perjalanan organisasi Pramuka sehingga dia sangat fasih menceritakan awal mula munculnya gerakan Pramuka di Indonesia.
Pada awalnya, cerita Samsudin, pada tahun 1948, di usianya masih 15 tahun, dirinya sudah bergabung dalam kepanduan karena menjadi pandu itu, di matanya terkesan baik sekali karena bisa mendidik menjadi jiwa luhur, dan membantu negara dalam setiap situasii.
Samsudin menuturkan, arti kata pandu adalah penunjuk jalan, sedangkan untuk kategorinya diawali dari pemula (siaga) perintis (Penggalang) dan penegak itu penuntun.
Organisasi Pandu Rakyat Indonesia itu lahir usai revolusi dalam merebut kemerdekaan RI.
Menurut Samsudin, di tahun 1945, Organisasi pandu di Indonesia itu banyak sekali, tercatat ada 10 organisasi pandu yang aktif.
Hal inilah yang membuat Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk mengumpulkan seluruh organisasi itu untuk dijadikan wadah tunggal organisasi kepanduan.
Tepatnya tanggal 28 Desember 1945 di Jebres Solo organisasi pandu yang ada saat itu di lebur menjadi satu pandu rakyat Indonesia.
"Tercetus satu organisasi pandu rakyat Indonesia berdasar Pancasila, saat hanya organisasi kepanduan pemuda Indonesia yang didirikan oleh PKI yang tidak ikut karena organisasi itu berdasar komunis sehingga organisasi tersebut tidak diakui pemerintah yang mengharuskan landasan tunggalnya adalah Pancasila sebagai pedoman pandu" kata Samsudin kepada semarangsekarang.com
Dia melanjutkan ceritanya, di tahun 1950 organisasi kepanduan di Indonesia itu pecah karena banyak partai politik yang membentuk kepanduan sendiri sebagai bagian dari parpol.
Hal inilah yang membuat kepanduan menjadi pecah karena bukan lagi menginduk kepada wadah tunggal Pandu, namun menginduk kepada parpol.
Sehingga atas inisiatif dari pimpinan pandu, pada tahun 1952 terbentuklah organisasi ,
Ikatan Pandu Rakyat yang terdiri dari 98 organisasi pandu yang ada saat itu. Namun demikian, Samsudin tetap aktif di kepanduan rakyat Indonesia.
Gundah dengan situasi saat itu karena pecahnya organisasi pandu, membuat presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk menyatukan organisasi kepanduan.
Akhirnya tahun1961 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang mengharuskan organisasi kepanduan melebur menjadi satu dalam satu wadah tunggal yang bernama Kepanduan Gerakan Pramuka yang berdasar UU kepanduan yaitu Dasa Dharma dan Tri Satya.
"Semua organisasi pandu bubar harus melebur menjadi Kepanduan Gerakan Pramuka" tandas Samsudin.
Kepanduan Gerakan Pramuka-lah menjadi satu-satunya yang diakui oleh pemerintah, di luar itu pemerintah tidak mengakui.
Dirinya mengaku bangga karena menjadi saksi hidup saat moment pergantian nama dari pandu menjadi Pramuka.
"Tepat pada 14 Agustus 1961, saya ikut hadir di Istana mewakili kota Semarang menjadi saksi perubahan nama menjadi Pramuka" kata Samsudin.
Seusai munculnya dekrit tersebut, Pramuka menjadi satu-satunya organisasi pemuda yang diakui oleh pemerintah sebagai wadah tunggal. (dani-SS)
