Ganjar Pranowo Belajar Mengukir Kayu di Jepara


Capres Ganjar Pranowo saat mencoba mengukir kayu di desa Belimbingrejo Kecamatan Nalumsari Jepara, Selasa (02/01/2024). (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com (Jepara) – Kabupaten Jepara sudah terkenal sebagai ”Kota Ukir” di seantero Nusantara bahkan hampir seluruh dunia mengenalnya. Meskipun faktanya, kini di Jepara tidak lagi didukung dengan munculnya seniman-seniman ukir dari generasi milenial atau generasi “Z” ini.

Hal ini seperti yang diungkapkan seniman-seniman ukir yang sudah berumur bahkan lanjut usia. “Mereka lebih suka bekerja di pabrik mas,” kata Wariso seniman ukir dari desa Mulyoharjo Jepara ketika ditemui awak media beberapa saat lalu.

Wariso mengaku datang dari Solo pada tahun 70-an dan memang ingin belajar mengukir di Jepara dengan menempuh pendidikan di STN (Sekolah Teknik Negeri) Jepara jurusan seni ukir, yang sekarang menjadi SMP Negeri 6 Jepara. “Pada saat itu mengukir adalah salah satu mata pecaharian yang sangat diinginkan oleh anak muda pada masa itu,” jelasnya.

Dan saat itu mengukir menjadi pemandangan lumrah hampir setiap rumah yang ada di Jepara. Hal itu berlangsung hingg awal tahun 2000-an.

Salah satu tempat yang masih bertahan sebagai sentra seni ukir Jepara seperti yang ada di desa Belimbingrejo Kecamatan Nalumsari Jepara. Disini dikenal sebagai tempat   ukiran kayu untuk rumah gebyok atau rumah ukir kayu Jawa.

Dan pada Selasa (02/01/2023), Ganjar Pranowo salahsatu Capres turut menyambangi tempat tersebut bahkan turut mencoba ikut mengukir kayu bersama warga desa tersebut.

Ganjar mencoba ikut mengukir kayu dengan memahat motif bunga seperti yang diajarkan oleh Ahmad Nurdinsyah, salah satu tukang ukir kayu yang juga warga Jepara.

Alhamdulillah rasanya senang sekali bisa mengukir bareng Pak Ganjar. Orangnya ramah, baik dan humoris,” kata Nurdiansyah. Dia berharap saat Ganjar jafi presiden akan ada kemudahan akses permodalan buat pengusaha ukir Jepara.

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa ukiran Jepara masih menjadi primadona dunia. Meski banyak ukiran yang diproduksi di tempat lain atau bahkan di negara lain, akan tetapi semua itu, belum mampu menyaingi ukir Jepara.

Alhamdulillah seni ukir Jepara masih menjadi idola, apalagi gebyok. Para pengusaha sudah tahu bagaimana cara penjualan melalui medsos. Hanya tinggal bagaimana akses permodalan yang dipermudah,” ujarnya.

Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu menambahkan bahwa pemerintah harus turut peduli terhadap pelestarian dan pengembangan ukir Jepara. “Rasa-rasanya perlu ada sekolah vokasi dan Jepara menjadi pusat ukir dunia,” pungkasnya. (boedi-SS)

Berita Terkait

Top