Panggung Rakyat Jepara Saatnya Rakyat Bicara yang Pertama


Suasana diskusi saat membahas Panggung Rakyat Jepara Saatnya Rakyat Bicara. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com (Jepara) –  Panggung Rakyat Jepara Saatnya Rakyat Bicara. Hal tersebut mengemuka dari diskusi kecil dirumah pengacara Mangara Simbolon SH MH CTA CPCLE CPM. Pada Rabu (12/07/2023) silam. Yang dihadiri Benyamin Suryo Sabath Hutapea SH MKn, DR Djoko Tjahyo Purnomo MM MSc MH Ketua Inaker, pembina Yayasan Konsorsium CSR Jepara, Oscar Dany Susanto ketua Yayasan Komunitas Kritis Indonesia (YKKI) serta Singgih Purwanto salah pendiri YKKI. Selain itu juga ada beberapa awak media yang hadir.

Dari diskusi kecil tentang permasalahan-permasalahan serta suara-suara kritis dari masyarakat Jepara yang tidak atau belum terakomodir oleh pemkab ataupun DPRD. Pada saat itu digagas untuk dibentuk Panggung Rakyat yang akan dilaksanakan 2-3 minggu sekali. Panggung rakyat ini bertujuan agar supaya yang hadir bisa menyuarakan kegelisahannya tentang Jepara di panggung yang tersedia. Dari panggung tersebut akan diambil kesimpulan-kesimpulan yang akan disampaikan kepada Pemkab maupun DPRD Jepara sebagai pemangku kebijakan.

Oleh karena itu dibentuklah kepanitiaan terdiri dari Ketua Singgih Purwanto dan Bendahara Eko Mulyantoro. Dari situ dilaksanakan ”Panggung Rakyat Jepara Saatnya Rakyat Bicara”.

Pada sesi awal Panggung Rakyat Jepara dibuka oleh Djoko Tjahyo Purnomo yang menjelaskan tentang diselenggarakan acara Panggung Rakyat Jepara ini. Selanjutnya tamu dari kota Bogor yang juga sebagai salah satu penggagas acarai ini yaitu , Oscar Dany Susanto dari YKKI yang juga nenjelaskan diadakannya acara tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan pembicara di atas panggung yaitu Purnomo dengan mengusung masalah stunting dengan peranan posyandu. Kedua Ir Dedy Sugito dengan masalah yang sama, serta peranan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jepara dan penganggaran stunting 111 M oleh Pemkab Jepara.

Dilanjutkan Muhamad Toni dengan pemerintahan desa dan tim pelaksana kerja (TPK) proyek desa. Aditya Seko Mulyono dari LSM Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI) yang menyoroti llingkungan hidup dan perijinan perusahaan asing (PMA) di Jepara. Djoko Tjahyo Purnomo menyoroti masalah komite sekolah di Jepara. Arifin ketua ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jepara mengangkat masalah abrasi, tambak, sampah dan ekonomi kerakyatan. Mulyono dari Barisan Satria Muda Jepara mengangkat masalah dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial oleh Perusahaan agar ada pemberdayaan ekonomi masyarakat di lingkungan perusahaan.

Dari permasalahan-permasalahan yang diangkat oleh pembicara, secara langsung ditanggapi oleh peserta di Panggung Rakyat Jepara. Para peserta yang menanggapi antara lain Rahmat dan Gunawan dari Forum Masyarakat Desa (fomades). Gunawan sebagai pelaku pendidikan kemudian Tommy dari pelaku wisata.

Dari diskusi atau penyampaian permasalahan-peasalahan yang disampakan di Panggung Rakyat Jepara Saatnya Rakyat Bicara akan ditindaklanjuti untuk disampaikan kepada pemangku kebijakan yaitu Pemkab dan DPRD Jepara.

“Dan tidak hanya sampai di sini. Acara ini akan kita gelar setiap 2-3 minggu sekali,” kata Djoko Tjahyo Purnomo yang juga sebagai salah satu penggagas Panggung Rakyat Jepara.

Disisi lain Sumarso salah satu aktifis di Jepara yang juga hadir, mengatakan kepada awak media, “Dana stunting 111 M itu banyak sekali, bisa dikatakan melebihi dana Covid-19 di Jepara. Harus kita kawal dan pantau penggunaannya. Dana covid saja sampai sekarang belum jelas secara rigit,” katanya. (boedi-SS)

Berita Terkait

Top