Warga Kehilangan Sawah di Sebelah Barat PLTU TJB Akibat Abrasi

Mbah Roni menunjukkan area abrasi Pantai Balekambang Bondo Jepara yang terus meluas hingga saat ini. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com (Jepara) – Pantai Balekambang Bomdo Jepara sebelum tahun 1990-an adalah pantai yang indah berpasir dan berkarang. Sebelumnya tiap tahun mengalami pendangkalan (akresi) karena pasir dan karang yang menepi dan sedimentasi material dari sungai Banjaran.
Pada tahun 1996 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B mulai dibangun oleh karena itu dapat dipastikan kerusakan dan dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan tersebut terhadap limgkungan alam. Baik ekosistem laut dan darat maupun dampak terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.
Hal tersebut seperti disampaikan Turmudzi (78 tahun), warga desa Jambu Barat RT 06 RW 02 yang lahan pertaniannya, seluas 6.750 meter persegi yang hilang terkena abrasi, karena dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B (PLTU TJB) Desa Tubanan Kecamatan Kembang Jepara.
Lahan pertanian Turmudzi ada di sebelah barat sungai Banjaran yang berbatasan langsung dengan PLTU. “Sawah saya semula baik-baik saja, bahkan pantai Balekambang. Tiap tahun semakin menjorok kelaut, karena adanya penumpukan pasir dan karang karena terbawa arus dan gelombang ke pantai”, cerita Turmudzi, Rabu (11/10/2023) lalu.
Akan tetapi ketika pembangunan PLTU TJB dimulai, pantai mulai tergerus dan berkurang, karena ada pengerukan laut. Pengerukan itu, ditujukan untuk pendalaman laut. Agar kapal-kapal besar yang membawa material untuk pembangunan PLTU TJB, bisa menepi dan bersandar. Hal itu juga dibangun dermaga (jetty) sandar untuk kapal pengangkut batubara.
“Pengerukan tersebut, prosesnya juga mengambil batu karang yang disedot dan dihancurkan serta pasirnya diambil. Selain itu hasil dari pengerukan itu, diperuntukan untuk menguruk lahan yang digunakan untuk pembangunan PLTU TJ B, yang sudah beroperasi sampai sekarang”, ungkapnya.
“Oleh karena itu, lahan sawah saya, tiap tahun berkurang 5-10 m. Pada tahun 2015-2016, sawah saya hilang total”, katanya. “Makanya saya berpikir hilangnya sawah saya karena dampak pembangunan PLTU”, tambahnya.
Abrasi
Pada hari Jumat (21/07/2023) silam awak media mendatangi lokasi abrasi atau di Pantai Bale kambang Desa Bondo kecamatan Bangsri Jepara. Awak media bertemu Mbah Roni yang tinggal di daerah pantai Balekambang, yaitu dukuh Margokerto RT 01 RW 07.
Mbah Roni memberi kesaksian bahwa, lahan sawah yang berkurang ataupun hilang, memang diakibatkan abrasi, karena dampak dari pembangunan PLTU.. “Saya tinggal di sini sejak tahun 1964, karena itu saya menyaksikan kegiatan pembangunan PLTU dan dampak yang diakibatkannya. Termasuk abrasi Balekambang dan erosi di Kali Banjaran”, katanya.
Pada bulan Agustus 2023 semarangsekarang.com menemui Kepala Desa atau Petinggi Desa Bondo Kecamatan Bangsri Jepara, Purwanto membenarkan banyak lahan yang hilang, karena abrasi di pantai Balekambang. “Benar pak, banyak lahan yang hilang karena abrasi di Balekambang”, kata Mbah Roni.
Purwanto juga mengatakan kalau sebelum ada PLTU di Jepara tidak ada lahan yang terdampak abrasi, ”Sebelum ada PLTU, memang tidak ada lahan yang terdampak abrasi, karena sebelum jadi petinggi, saya adalah perangkat desa Bondo. Saya orang sini jadi saya tahu “, ujarnya.
“Sedangkan untuk lahan Turmudzi, saya tidak tahu. Ketika saya masih jadi perangkat tahun 2008 Tupi (bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan) sudah tidak terdaftar”, tambahnya.
Sedangkan ketika hal ini dikonfirmasi ke Pemkab Jepara yaitu pada Dinas Perikanan, Jumat 13 Oktober 2023. Semarangsekarang.com bertemu dengan Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Sofuan. Dia menyatakan bahwa sudah berkali-kali dinas melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkai di Pemkab Jepara.
‘Kita tidak bisa mengambil keputusan tentang hal itu, karena kewenangan sekarang ada di KKP propinsi. Kita hanya bisa memberi usulan ke provinsi’, kata Sofuan.
Menurutnya, pemkab sudah koordinasi dengan PLTU Tanjung Jati B. ‘Pembangunan di PLTU sudah sesuai Amdal. “Itu keterangan dari PLTU”, tambahnya.
Ketika berita ini dinaikan awak media belum bisa bertemu dengan manajemen PLTU Tanjung B untuk konfirmasi terhadap kondisi yang terjadi. (boedi-SS)