Dinas Perdagangan Operasi Pasar Stabilkan Harga Beras


Seorang pedagang sembako di pasar tradisional tetap antusias menjaga harga-harga kebutuhan dapur tetap stabil. (foto: dok istimewa)

Semarangsekarang.com – Dinas Perdagangan Kota Semarang terus menggencarkan operasi pasar dengan tujuan pasar – pasar tradisional. Operasi guna untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan terutama komoditas beras dan minyak goreng.

Sasaran operasi tujuh pasar tradisional. Operasi di Pasar Gayamsari digelar Jumat (17/02/2023) lalu, sebelumnya, telah melaksanakan droping minyak goreng murah di Pasar Peterongan dan Pasar Bulu, mengingat di pasar tersebut mengalami kelangkaan minyak goreng jenis minyak kita. 

“Di pasar-pasar itu, di dropping minyak sebanyak 40 karton, satu karton berisi 12 liter. Jadi total ada 2.880 liter. Sudah ada di 3 pasar untuk droping minyak goreng,” papar Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nur Cholis, Selasa (21/02/2023).

Dikatakan Nur Cholis, ada tujuh pasar yang disasar dalam operasi itu. Yakni ada Pasar Karangayu, Pedurungan, Johar dan Simongan. “Total ada 7 pasar nantinya yang sudah dijadwalkan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk komoditas beras, lanjut dia, tiap pasar minimal harus ada 5 pedagang untuk permintaan beras murah. “Tiap pedagang di pasar itu minimal mengambil 20 sak, dengan ukuran lima kilogram per sak,” katanya.

Permintaan beras kata Nur Cholis masih tergolong aman. Apalagi dari Badan Urusan Logistik (Bulog) menyediakan beras subsidi murah, yakni seharga Rp 9.450 ribu per kilogram. 

Kondisi aman

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Bambang Pramushinto mengatakan, ketersediaan bahan pangan saat ini di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah dalam kondisi aman. Untuk mengantisipasi harga beras yang tinggi di pasaran, Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan Bulog menjual beras dengan tujuan stabilisasi pasokan Harga Pangan (SPHP) dengan harga maksimal HET Rp 47.250 per sak, ukuran lima kilogram.

Menurutnya, Pemerintah Kota Semarang terus menjalin komunikasi dengan berbagai mitra Satgas Ketahanan Pangan seperti Badan Usaha Milik Petani (BUMP), ID FOOD, serta mitra-mitra OPD lainnya.

‘’Insya Allah dari data-data yang dimiliki Pemkot Semarang, ketersediaan pangan Kota Semarang surplus,’’ ungkapnya. 

Sejak awal tahun 2023 ini, lanjut Bambang, Perum Bulog Jawa Tengah sudah mengelontorkan beras SPHP ke pasar tradisional di Jawa Tengah. Sepanjang Januari 2023 telah menggelontorkan 9.000 ton beras dalam rangka stabilisasi harga.

Untuk Kota Semarang, yang telah didroping di antaranya Pasar Peterongan, sebanyak  500 ton. Beras medium Bulog tersebut dijual maksimal Rp 47.250 per zak, ukuran lima kilogram. ‘’Alhamdulillah, beras dibantu beras SPHP oleh Bulog. Lima kilo beras dijual rata-rata Rp 47 ribu. Ada di lima pasar,’’ ujar Bambang.

Dia menambahkan Bulog siap melakukan operasi pasar apabila masyarakat menghendaki. Sekali operasi pasar, Bulog siap menyediakan beras SPHP mencapai dua ton. ‘’Beras SPHP murah,  dan kualitasnya bagus,’’ ujar dia.

Dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan satgas pangan, terutama Polrestabes untuk memantau harga pangan. Sehingga harga komoditas pangan agar tidak melonjak terlalu tinggi. 

Sementara untuk minyak goreng sudah banyak operasi pasar, dan di Kota Semarang tidak ada penimbunan, sudah mulai didistribusikan. Untuk menjaga pasokan komoditas pangan strategis lainnya, seperti bawang merah, dan cabai, Dinas Ketahanan Pangan juga memberdayakan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Badan usaha milik petani tersebut ditugasi untuk bekerja sama dengan daerah-daerah lain, seperti Kendal dan Demak. Tujuannya, untuk menekan harga pangan di pasaran.(subagyo-SS)

Berita Terkait

Top