Jawa Tengah Dapat Jatah Pupuk Bersubsidi 1,4 Juta Ton


Pimpinan PT Pupuk Indonesia saat mengecek ketersediaan pupuk bersubsidi serta kesiapan tempat distribusi alokasi di Gudang Pupuk Semarang-Kalikuning, Klepu, Pringapus, Kabupaten Semarang, Rabu (22/05/2024). (foto: subagyo/SS)

  • Pembelian bisa dengan KTP

Semarangsekarang.com – Pemerintah telah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi secara nasional dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton pada tahun 2024. Dan Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu sentra pertanian utama nasional, menerima alokasi sebesar 1,4 juta ton, meliputi jenis Urea, NPK, NPK Formula Khusus, dan Organik.

Alokasi pupuk bersubsidi ini ditujukan untuk mendukung petani dalam usaha tani subsektor tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan. Pemerintah berharap peningkatan alokasi ini dapat memenuhi kebutuhan yang terus bertambah dan memudahkan petani dalam pengadaan pupuk.

Roh Eddy Andri Wismono, GM Wilayah 1 Pupuk Indonesia, menjelaskan di Gudang Pupuk Semarang – Kalikuning, bahwa tujuan utama dari penambahan jumlah alokasi adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan pupuk bagi para petani.

“Kami berupaya mempercepat distribusi dan sosialisasi kebijakan ini, sehingga petani lebih mudah mendapatkan pupuk yang dibutuhkan,” ujar Roh Eddy, Rabu (22/05/2024).

Dia menambahkan, para petani tidak harus menggunakan Kartu Tani untuk membeli pupuk bersubsidi, namun juga bisa menggunakan KTP. Hal ini tentu memudahkan petani yang belum tergabung dalam sistem Kartu Tani. Sekaligus merupakan langkah inklusif yang diharapkan dapat memperluas jangkauan program pupuk bersubsidi ke lebih banyak petani.

Menurut dia, sebagian besar petani di Jawa Tengah termasuk Kabupaten Semarang selama ini menggunakan pupuk Urea.

Dari data dia, realisasi serapan pupuk Urea di Jawa Tengah hingga 21 Mei 2024 sebesar 224 ribu ton, sedangkan NPK 146 ribu ton. “Namun kini komposisi NPK semakin banyak, kalau dulu kebutuhan NPK hanya 20-30 persen sekarang hampir 50 persen, jadi ada peningkatan dosis,” imbuh dia.

Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk bersubsidi tahun ini tetap stabil, yaitu Rp 2.250 per kilogram untuk Urea dan Rp 2.300 per kilogram untuk NPK, memberikan kepastian biaya bagi petani.

Ancaman cuaca ekstrem

Abin (71 tahun) salah seorang petani lokal dari Desa Wringinputih, menyatakan memang ada ketergantungan pada pupuk bersubsidi untuk budidaya padi. “Saya bisa mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga yang jauh lebih terjangkau di koperasi desa, yang sangat membantu dalam mengurangi biaya produksi,” kata Abin.

Namun, dia juga menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi, seperti serangan hama dan kondisi cuaca yang semakin ekstrem. Kondisi ini menuntut strategi adaptasi yang lebih kuat untuk menjaga kelangsungan produksi pangan di daerah tersebut.

Keseluruhan upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung sektor pertanian, dengan harapan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top