Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tiongkok Hentikan Import Salak asal Indonesia - Semarangsekarang.com

Tiongkok Hentikan Import Salak asal Indonesia


Suasana focus group discussion Penguatan Sistem Perkarantinaan Tumbuhan dalam Mendukung Ekspor Salak Indonesia. foto : dok

Semarangsekarang.com (Magelang),- Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengajak seluruh pemangku kepentingan di DIY dan Jawa Tengah melakukan upaya perbaikan, memperbaiki tatakelola ekspor buah salak. Perbaikan, itu diperlukan sebagai imbas adanya temuan ketidaksesuaian atau Notification of Non Compliance (NNC) atas ekspor buah salak ke Tiongkok. Apalagi, sejam NNC yang disampaikan Pemerintah Tiongkok melalui General Administration of Customs of The People’s Republic of China (GACC), ekspor salak Indonesia ke Tiongkok dihentikan sementara.

“Tiongkok menyampaikan NNC pada bulan Maret, karena ada temuan lalat buah pada ekspor salak kita. Untuk itu kita bertemu di sini untuk membahas titik kritis yang menyebabkan ketidaksesuaian sekaligus upaya perbaikannya sehingga secepatnya kita akan sampaikan ke GACC,” kata Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Barantin, Bambang, dalam Diskusi Kelompok Terpimpin di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (30/5/2024).

Diskusi bertemakan Penguatan Sistem Perkarantinaan Tumbuhan dalam Mendukung Ekspor Salak Indonesia dipimpin Kepala Karantina Jawa Tengah Sokhib. Turut hadir dalam diskusi tersebut, Plt. Direktur Tindakan Karantina Tumbuhan Andi Yusmanto, perwakilan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, dinas pertanian, dinas perdagangan, otoritas kompeten keamanan pangan daerah, kelompok tani salak, perusahaan rumah kemas, dan instansi lainnya.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan arahan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean bahwa karantina berperan sebagai fasilitator perdagangan ekspor dan impor. Namun, peran tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan baik tanpa kerja sama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk memenuhi persyaratan teknis. Karena itu, Ia berharap seluruh pemangku kepentingan, konsisten menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), mulai dari perawatan tanaman, sanitasi, pengendalian hama penyakit, pemilihan komoditas yang berkualitas, hingga pengemasannya.

Salah satu bentuk antisipasi dan langkah perbaikan yang bisa dilaksanakan dari munculnya NCC Tiongkok , itu menurut Bambang harus didorong munculnya gerakan pengendalian lalat buah. Ini penting, mengingat keberadaan lalat sangat ditakutkan diseluruh dunia.

“Akses pasar buah mangga kita ke Jepang terhambat selama 18 tahun karena kekhawatiran mereka terhadap keberadaan lalat buah jenis ‘Bactrocera occipitalis’. Baru setelah ada hasil kajian ilmiah yang menyatakan lalat buah tersebut hanya berada di Kalimantan, Jepang membuka akses pasar mangga, ” kata Bambang lagi.

Sementara itu, Barantin melalui Karantina Yogyakarta dan Jawa Tengah, sejauh ini juga tidak berpangku tangan. Mereka telah melakukan pendampingan kepada petani dan pelaku usaha untuk merespon NNC.

”Kami bersama Karantina Jateng sejak awal Mei sudah melakukan bimbingan teknis kepada petani. Harapannya langkah perbaikan bisa segera selesai dan ekspor salak dapat kembali dibuka,” ucap Ina Soelistyani Kepala Karantina Yogyakarta.

Sebagai informasi, luas areal kebun salak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mencapai 1.200 hektar, sedangkan di Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta mencapai 600 hektar. Dampak adanya NNC membuat petani dan pelaku usaha tidak dapat melakukan ekspor ke Tiongkok hingga perbaikan disetujui oleh GACC. (wahid/ss)

Berita Terkait

Top