Tradisi Lurugan Antar Desa dan Pulau di Karimunjawa pada Moment Lebaran
Warga Karimunjawa nonton sepak bola antara desa Kemojan dan Desa Parang (foto Donnie)
Semarangsekarang.com (Jepara)’-. Warga Dusun Batulawang, Desa Kemojan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara mempunyai tradisi yang menarik di dalam mengisi momen Lebaran. Mereka mengadakan pertandingan olahraga persahabatan antar dusun, pulau dan antar tetangga desa.
Ada beberapa cabang olah raga (cabor) yang lazim dipertandingkan. Antara lain bola volly dan sepak bola. Pada hari Jum’at, (12/04/2024) lurugan sepak bola diselenggarakan di desa Kemujan, antara tuan rumah Kemujan melawan desa Parang.
Tradisi lurugan sendiri telah dilaksanakan sejak lama, bahkan sudah turun temenurun. Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat tali silahturahmi warga Karimunjawa yang berada di pulau-pulau terluar dari Kabupaten Jepara.
Selain untuk mempererat tali silaturahmi, lurugan juga menjadi hiburan, yang sangat istimewa dan ditunggu-tunggu warga setempat. Event tahunan ini dilaksanakan secara home and away, dan selalu mendapat antusiasme warga yang luar biasa. Warga bahkan rela menyeberang laut untuk menyaksikan dan terlibat di dalam acara tersebut. Besarnya antusiasme tersebut dapat di ukur dari jarak tempuh dari Pulau Parang ke Pulau Kemujan yang memakan waktu mencapai 2 jam perjalanan Laut.
Hal tersebut seperti dijelaskan Didik Irawan selaku ketua RW 05, Desa Kemujan, pada saat ditemui awak media. Dia mengatakan bahwa sangat bangga dengan adanya kegiatan seperti ini, karena dapat mempererat tali silahturahmi serta memberikan alternatif hiburan bagi warga desa dan warga Kepulauan Karimunjawa pada umumnya. “Saya sangat senang dan bangga sekali melihat antusias warga, mengadakan kegiatan tahunan ini, untuk menjalin silaturahmi warga meski antar pulau,” ujar Didik.
Sedangkan Ahmad, warga Desa Kemujan menyayangkan kegiatan yang Epic tersebut belum ada suport atau campur tangan dari pemeritah daerah ataupun dinas-dinas terkait. Pasalnya berjalannya kegiatan tersebut didanai warga secara swadaya dengan donasi sukarela.
“Sayang sekali kegiatan yang luar biasa ini tanpa ada suport dari pemerintah setempat atau dinas-dinas terkait, mereka sukarela menggalang dana untuk kegiatan tersebut. Padahal acara ini bisa menggali potensi bibit-bibit atlit yang terpendam dan bisa menjadi daya tarik wisatawan tersendiri,” tegas Ahmad.
Kami berharap acara seperti ini dapat dilaksanakan dan diagendakan lebih meriah lagi di tahun-tahun mendatang, Dengan campur tangan pemerintah setempat dan dinas-dinas terkait, tambahnya.
Acara yang luar biasa ini harus di Agendakan menjadi kegiatan tahunan, karena bukan hanya menampilkan kearifan lokal saja tetapi juga menyajikan tontonan yang menggugah daya tarik wisatawan, pungkas Ahmad.(Boedi/ss).