Bangsa yang Besar Lahirkan Para Penulis Besar

Penerima Satupena Award kategori nonfiksi Musdah Mulia dan kategori fiksi Eka Budianta bergambar bersama Ketua Umum Satupena Denny JA dan dewan penasihat. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com (Jakarta) – Bangsa yang besar adalah bangsa yang juga melahirkan para penulis besar. Untuk itu, Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena menggelar Satupena Awards 2022 untuk mengapresiasi dedikasi penulis-penulis Tanah Air.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum Perkumpulan Penulis “Satupena” Denny JA ketika memberikan sambutan pada kegiatan Penganugerahan Satupena Award 2022 di Galeri Cemara 6 (Toeti Heraty Museum), Menteng, Jakarta, Pusat, Kamis (12/01/2023). Pemberian Satupena Award untuk penulis Indonesia berdedikasi merupakan salah satu program unggulan Satupena. Bertindak sebagai pewara adalah Monica Anggi JR dan Amelia Fitriani.
Denny mengatakan Satupena Awards adalah bagian dari upaya untuk terus menciptakan ekosistem yang sehat bagi dunia penulis dan kepenulisan. Salah satunya dengan memberikan penghargaan secara rutin kepada penulis yang dinilai berdedikasi.
Denny JA menilai, penghargaan untuk penulis perlu diberikan, khususnya di tengah era di mana pembajakan buku dan hak cipta semakin marak terjadi. Situasi kekinian yang berbeda juga memerlukan adaptasi diri dari para penulis. Satupena juga membuka jalan bagi para penulis untuk terkoneksi ke dunia industri.
Untuk penerima Satupena Awards 2022, telah terpilih dua penulis berdedikasi untuk kategori fiksi dan nonfiksi. Keduanya dipilih berdasarkan penilaian yang dilakukan dewan juri yang diketuai oleh Anwar Putra Bayu, serta beranggotakan lima juri lainnya (Dhenok Kristianti, Hamri Manoppo, Muhammad Thobroni, I Wayan Suyadnya, serta FX Poernomo).
Sangat Vokal
Penganugerahan Satupena Awards 2022 kategori nonfiksi diberikan kepada Musdah Mulia. Perempuan ini merupakan akademisi, aktivis, dan penulis buku yang mencerahkan, khususnya untuk tema keadilan dan kesetaraan gender dalam Islam. Karya-karyanya sangat vokal menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, prinsip keagamaan moderat dan progresif serta cinta perdamaian.
Dalam kesempatan itu, Musdah menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang ia terima. Penulis buku “Perempuan dan Politik” ini mengaku tidak menduga tulisan-tulisan dari hasil renungan dan kegelisahannya dapat menjadi karya yang bermanfaat dan menginspirasi banyak orang.
“Saya bahagia menjadi penulis karena bisa menginspirasi banyak orang. Selain dapat menginspirasi orang lain, menulis juga bisa menjadi media penguatan diri,” ucap profesor yang sudah mempublikasikan lebih dari 30 buku ini.
“Intinya, tulisan adalah jalan menuju kebahagiaan. Menulislah untuk bahagia,” tambah istri Prof Dr Ahmad Thib Raya ini.
Penganugerahan Satupena Awards 2022 untuk kategori fiksi diberikan kepada Eka Budianta, yang telah melahirkan lebih dari 40 buku, mulai dari kumpulan/antologi puisi hingga cerpen.
Eka dikenal sebagai wartawan senior dan penulis yang banyak mendedikasikan diri pada dunia sastra. Ia juga mendorong munculnya para penulis dan penyair muda melalui Yayasan Pustaka Sastra, yang didirikannya bersama F Rahardi.
“Menulis membawa banyak jendela bagi diri saya. Dengan jendela-jendela itu saya menemukan berbagai pemandangan, kesibukan, hadiah, penghargaan, bahkan teman-teman yang terpenting dalam hidup saya,” ucap suami Prof Dr Melani Budianta ini.
Dalam Satupena Awards 2022 itu, Musdah Mulia dan Eka Budianta mendapat piagam penghargaan beserta uang tunai sebesar Rp 35 juta, yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Umum Denny JA dan beberapa anggota Dewan Penasihat Satupena.
Satupena Awards sendiri digelar secara hibrid, daring dan luring. Sekitar 80 tamu undangan hadir secara luring, serta lebih dari 300 orang dari 34 provinsi di Indonesia, Aceh hingga Papua, hadir secara daring melalui zoom dan livestreaming.
Satupena Awards 2022 yang berlangsung siang hingga sore ini juga dimeriahkan oleh penampilan musik akustik dan pembacaan puisi untuk mengenang alm. FX Purnomo, Koordinator Satupena Regional Maluku-Papua yang wafat Desember 2022 lalu.
Selain itu juga diluncurkan buku kumpulan esai para penulis Satupena berjudul Kenang, Kenanglah Kami yang Terbaring di Kanjuruhan (editor Satrio Arismunandar, Sekjen Satupena), serta buku Azyumardi Azra: Sang Intelektual Organik yang Rendah Hati (editor Swary Utami Dewi, Wakil Sekjen Satupena).
Ajang ini juga dilengkapi dengan pemberian Anugerah Mahakarya Kebudayaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Denny JA, atas dedikasinya sebagai Pemrakarsa/Penggagas Puisi Esai.
Sementara itu melalui chat di aplikasi zoom, Ketua Umum Satupena Provinsi Jawa Tengah Gunoto Saparie selain mengucapkan selamat kepada Musdah Mulia dan Eka Budianta, juga mengusulkan kemungkinan adanya kebijakan afirmatif bagi penulis daerah, sehingga penerimaan penghargaan dari Satupena tidak didominasi oleh penulis Jakarta.
Ucapan selamat kepada Musdah dan Eka juga datang antara lain dari Ketua Satupena Jawa Timur Akaha Taufan Aminuddin dan Ketua Satupena Sumatera Barat Sastri Bakry. (subagyo-SS)