Bijaklah Sikapi Perbedaan Pendapat


Fungsionaris ICMI Orwil Jateng Gunoto Saparie menyampaikan kultum di depan jamaah salat isya dan tarawih di Masjid Baitussalam, Ngaliyan, Semarang, Selasa (11/04/2023) malqm. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com
Dalam Islam, berbeda pendapat adalah hal biasa. Perbedaan sikap dan pandangan adalah hal wajar di kalangan ulama kita sejak dulu. Sebagai orang Islam, kita seharusnya menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak.

Hal itu dikemukakan Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Tengah Gunoto Saparie ketika memberikan kultum di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Selasa (11/04/2023) malam. Bertindak sebagai imam salat isya dan tarawih Ustaz Nurkhamid.

Menurut Gunoto, salah satu perbedaan yang muncul tiap bulan Ramadan adalah polemik jumlah rakaat salat tarawih. Di Indonesia, paling tidak ada dua kubu soal tarawih ini, yaitu kalangan yang salat tarawih 8 rakaat, dan kalangan yang tarawih 20 rakaat. Polemik ini adalah perdebatan klasik yang kemungkinan tetap akan berlangsung sampai anak cucu kita.

“Perbedaan lain terjadi pada niat puasa Ramadan. Dalam hal ini sering kita jumpai beragam versi bacaan niat puasa. Perbedaan terutama ada pada bagian harakat, apakah ia dibaca ramadlana atau ramadlani. Namun, kekeliruan dalam melafalkan niat tak berpengaruh pada keabsahan puasa, selama terbersit dalam hati untuk berpuasa. Niat berhubungan dengan getaran batin. Sehingga ucapan lisan hanya bersifat sekunder belaka,” katanya.

Gunoto menuturkan, perbedaan lain kemungkinan akan terjadi pada penetapan Hari Idul Fitri mendatang. Adanya perbedaan awal 1 Syawal merupakan hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Perbedaan penetapan 1 Syawal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath).

Pemerintah, demikian Gunoto, melalui Kementerian Agama hingga saat ini belum mengumumkan kapan Lebaran 2023 atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Masih menunggu sidang isbat. Namun Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengumumkan kapan Hari Raya Idul Fitri 2023/1 Syawal 1444 H melalui hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H pada Februari lalu. Hasilnya, Muhammadiyah menetapkan Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023.

Gunoto mengingatkan, agar kita menghormati orang yang mempunyai sikap dan pandangan yang berseberangan. Jagalah ucapan dan tulisan agar tidak melukai hati sesama. Jangan karena berbeda sikap dan pandangan, akhirnya memutuskan persaudaraan.

“Berlainan pendapat jangan menjadi sumber permusuhan dan perpecahan.
Kalau perbedaan adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan selalu ada dalam agama kita, maka yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana mengelola perbedaan tersebut agar tidak terjadi ketegangan dan konflik?”, ujarnya seraya menambahkan, harus disadari dan dihayati bahwa perbedaan adalah kehendak Allah atau sunnatullah. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top