Bisa Jadi Kanker. Waspadai Benjolan Muncul di Tubuh Gerak


  • Hari Kanker Sedunia 4 Februari

Semarangsekarang.com – Memperingati Hari Kanker Sedunia, pada 4 Februari, Penanggung jawab/Koordinator Tim Kesehatan Badan Pengembangan SDM Daerah Provinsi Jawa Tengah dr. Liza Suryani Dewi SpPA MSi Med mengingatkan akan bahaya penyakit kanker di Indonesia yang senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

*Penyakit kanker merupakan silent killer, dari tahun ke tahun penderita kanker mengalami peningkatan,” kata dr Liza yang juga tergabung dalam pengurus pada Badan Registrasi Kanker Pathologic Base, PP IAPI.

Liza berharap agar masyarakat mewaspadai bila ada benjolan kecil muncul di tubuh Anda.Benjolan kecil itu, terutama pada anggota gerak. Sebab, benjolan pada anggota gerak tersebut, baik di kaki kanan atau kaki kiri dapat memicu tumbuh kanker yang berkembang, tentu akan membahayakan terhadap keselamatan jiwa.

‘Kita me-refresh pengetahuan tentang benjolan pada tubuh, terutama di anggota tubuh yang gerak. Benjolan pada anggota gerak, baik tangan dan kaki, kiri maupun kanan, dengan gejala seperti tersebut, bisa tumbuh jadi kanker ganas,” kata dr Liza lagi kepada wartawan Semarangsekarang.com, Sabtu (04/02/2023).

Bila di masyarakat awam, tumbuhnya benjolan pada tubuh itu biasanya dipijat, diobati secara tradisional sampai dilakukan kompres dengan air panas. Malah, ada yang dipanasi dengan setrika, dan lain-lain. dr Liza, menganjurkan sebaiknya diperiksakan ke dokter.

Dokter umum, kata dr Liza tentu akan waspada dan mengetahui gejala dan tanda-tanda ke arah masalah perberatan penyakit pada pasien yang kemudian akan merujuk ke Dokter Specialis Bedah Orthopedi.
Dokter Specialis bedah orthopedi akan memeriksa dengan pemeriksaan penunjang, antara lain radiologi, rontgen, atau CT Scan maupun MRI, Lab darah.

Dikatakan, benjolan kecil di tubuh, dimana pun, disebabkan oleh multifaktor. Makanan hanyalah salah satu faktor yang memicu gen penyebab benjolan/tumor yang bila ganas, disebut kanker.

Liza menilai banyak faktor lain yang pemicu kanker, seperti bahan-bahan karsinogenik. Sementara masalah
usia munculnya benjolan bisa mulai usia bayi sampai dengan usia lanjut, tergantung gen mana yang mutasi, karsinogen apa yang memicu, jadi banyak sekali faktor yang perlu evaluasi.

Tetapi, sedini mungkin diketahui benjolan dan dicari multifaktor karsinogennya, semakin mungkin di eradikasi, meskipun dengan pemantauan follow up tiap 6 bulan,1 tahun, 3 tahun, 5 tahun serta seterusnya.

“Bila benjolan pada tubuh ditemukan dalam kondisi jinak, sangat mungkin pasien bisa sembuh total, bersih total,”
kata dr Liza yang juga sebagai pengurus pada Badan Registrasi Kanker Pathologic Base, PP IAPI.

Dokter yang kompeten menangani masalah benjolan terutama di anggota gerak akan menangani dengan cara pengobatan, baik dengan kemoterapi maupun radioterapi.

“Jadi, jangan takut pergi ke dokter, tidak semua benjolan di bedah.
Yang terpenting adalah deteksi dini, sehingga akan dapat ditangani semaksimal mungkin,” tambahnya.

Liza sekali lagi mengingatkan untuk masyarakat luas,bila ada benjolan di mana pun di tubuh, monggo segeralah periksa ke dokter, untuk menentukan benjolan apakah itu. Jinak atau bukan

“Jadi, jangan takut pergi ke dokter. Sebab tidak semua benjolan di tubuh dibedah. Sedangkan yang terpenting adalah deteksi dini, sehingga akan dapat ditangani semaksimal mungkin
Benjolan menjadi kanker membutuhkan waktu yang bisa lambat, sampai 50 tahun, ada yang membutuhkan waktu cepat, hanya 1 bulan sampai dengan 4 bulan.,” tuturnya.

Liza juga berharap penanganan kanker agar banyak dukungan dari pemerintah sebagai pemangku kepentingan masyarakat luas. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top