Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Kolaborasi dengan Pakar Bahasa dan Sastra Jawa dalam Revitalisasi Bahasa Daerah
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr Syarifuddin MHum berfoto bersama peserta rakor dari berbagai latar belakang. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Pakar dan Calon Pengajar Revitalisasi Bahasa Daerah di Aula Cipto Mangunkusumo, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, pada Senin—Rabu, (05-07/02/2024).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr Syarifuddin MHum, Kepala Subbagian Umum, Andy Rahmadi Santoso SKom dan Koordinator KKLP Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Shintya MS. Rakor diikuti 42 orang dari berbagai latar belakang, seperti akademisi, guru, sastrawan, budayawan, dan praktisi.
Syarifuddin menjelaskan bahwa tahun ini ada penambahan materi revitalisasi bahasa daerah yang awalnya empat materi menjadi tujuh materi. Menurutnya, hal ini sudah sesuai dengan program dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
“Tahun ini ada penambahan materi revitalisasi bahasa daerah, dari empat materi menjadi tujuh materi. Nantinya materi itu akan dilombakan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI),” ujar Syarifuddin saat membuka acara di Aula Cipto Mangunkusumo pada Senin (05/02/2024) lalu.
Menurut Syarifuddin, kontribusi dari para pakar sangat penting untuk melestarikan bahasa daerah. Kontribusi dari para pakar dibutuhkan karena Provinsi Jawa Tengah memiliki wilayah yang luas, yakni 35 kabupaten/kota.
“Kami mengajak para pakar untuk berkolaborasi dalam merevitalisasi bahasa daerah agar penutur muda bangga menggunakan bahasanya,” ungkapnya.
Dalam menjalankan program-programnya, lanjut Syarifuddin, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah fokus dalam menjalankan program, memikirkan keberlanjutan program, dan bermitra atau berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Ketiga hal itu menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program-program Balai Bahasa. Kami akan terus berkomitmen menjaga pelestarian bahasa daerah walaupun ada kendala dalam pelaksanaannya,” terangnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Shintya MS, menyatakan bahwa acara rapat koordinasi pakar dilaksanakan selama tiga hari, 5-7 Februari 2024. Kegiatan rakor pakar dan calon pengajar itu merupakan tahap awal dari rangkaian program revitalisasi bahasa daerah.
“Acara ini merupakan tahap pertama program revitalisasi bahasa daerah. Setelah ini ada acara rakor dengan pemerintah daerah atau pemangku kepentingan daerah, bimbingan teknis pengajar utama untuk SD dan SMP, pengimbasan, pemonitoran dan evaluasi program, hingga puncaknya adalah Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI),” kata Shintya.
Shintya menjelaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah telah memilih dan mengajak 42 pakar untuk berkolaborasi dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah.
“Separuh pakar yang hadir merupakan mitra baru yang kami pilih untuk berkolaborasi dalam program ini. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan para pakar untuk menumbuhkan komitmen pelestarian bahasa daerah,” tambahnya. (subagyo-SS)