Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Puluhan Penyair Ikuti Parade Baca Puisi - Semarangsekarang.com

Puluhan Penyair Ikuti Parade Baca Puisi


Puluhan penyair di Jawa Tengah mengisi parade Baca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih Kota Semarang. (flyer: istimewa)

Semarangsekarang.com – Puluhan penyair Semarang dan berbagai kota lain di Jawa Tengah akan meramaikan Parade Baca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih, Jalan dr Wahidin, Semarang, Minggu, 4 Juni 2023, pukul 10.00-15.00 WIB.

Mereka antara lain Roso Titi Sarkoro, Yusri Yusuf, Ismunandar, Taslim Syahlan, Fransiska Ambar Kristyani, Selsa, Shaa Fia, Artvelo Sugiarto, Didit Jeepee, Bambang Iss Wirya, Nur Sitha Afriliani, Andoyo Sulyantoro, Lukas Jono, Ratu Andayani, Slamet Unggul, Sutji Harijanti, dan lain-lain.

Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie mengatakan,
kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah dan difasilitasi Vihara Tanah Putih.

Para penyair tersebut akan membacakan puisi-puisi bertema moderasi beragama. Kebetulan Satupena Jawa Tengah bersama FKUB Jawa Tengah dan Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah belum lama ini menerbitkan buku antologi puisi moderasi beragama berjudul “Kusebut Nama-Mu dalam Seribu Warna”.

Tema moderasi beragama dipilih karena hari-hari ini kerukunan umat beragama tidak sepenuhnya baik-baik saja.

“Perlu disosialisasikan moderasi beragama sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri atau eksklusif dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan atau inklusif. Keseimbangan dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap berlebihan, ekstrim, fanatik, dan revolusioner dalam beragama,” katanya.

Ketua FKUB Jawa Tengah Taslim Syahlan menambahkan, organisasi yang dipimpinnya terus bergerak, bukan lagi di ranah pemikiran, namun aksi nyata untuk menggerakkan moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam beragama. Kutub ultrakonservatif atau ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain.

Menurut Taslim Syahlan, puisi lebih berbicara daripada pidato. Ia lebih menyentuh. Karena itu ketika orang mulai bosan dengan pidato-pidato, puisi bisa menjadi pilihan. “Karena itu FKUB Jateng mendukung inisiatif dan upaya penerbitan antologi puisi dan parade baca puisi moderasi beragama dari Satupena Jawa Tengah,” ujarnya. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top