Dewan Pakar Satupena Jateng Hadiri Jalsah Salanah UK di London
Taslim Syahlan (kiri) dialog santai soal moderasi beragama dengan mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin (kanan) saat rehat dalam Pertemuan Muslim Internasional di London. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Anggota Dewan Pakar Perkumpulan Penulis Indonesia “Satupena” Jawa Tengah Taslim Syahlan diundang menghadiri Jalsah Salanah UK 2023, pertemuan muslim tahunan terbesar Eropa, di London, Inggris, 28-30 Juli 2023.
Taslim hadir bersama empat tokoh nasional lain, yaitu Ahmad Najib Burhani (aktivis Muhammadiyah dan peneliti BRIN), Lukman Hakim Saifuddin (mantan Menteri Agama RI), Musdah Mulia (salah seorang pendiri Indonesian Conference on Religion and Peace–ICRP), dan Alissa Wahid (pengurus PBNU dan pendiri Gusdurian).
Lima tokoh ini diundang karena memiliki pemahaman dan wawasan luas tentang keberagaman agama dan aliran di Indonesia, termasuk terhadap Ahmadiyah.
Taslim Syahlan yang kehadirannya di forum tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah menyatakan senang bisa bertemu dengan para tokoh muslim internasional. Dalam kesempatan itu ia bisa berbagi informasi mengenai upaya menciptakan kerukunan dan moderasi beragama di berbagai negara.
“Secara informal saya sempat tukar pikiran dan pengalaman dengan Lukman Hakim Saifuddin yang dianggap sebagai bagawan moderasi beragama. Saya berbagi pengalaman tentang membangun moderasi beragama di Jawa Tengah,” katanya.
Menyinggung aktivitasnya selama di London, Taslim mengatakan, selain mengikuti secara aktif diskusi-diskusi dalam forum tersebut, ia mengaku terkesan ketika bersilaturahmi ke Masjid Al-Fazl yang dikenal sebagai masjid tertua di London, dibangun tahun 1924. Di samping itu, ia juga bersilaturahmi ke Masjid Baitul Futuh yang cukup besar dan menampung sekitar 2000 jamaah.
Musdah Mulia ternyata pernah mengikuti forum yang sama di London tahun 2003. Itu berarti 20 tahun lalu.
Musdah mengaku merasa takjub dengan forum yang menghadirkan para tokoh muslim dari berbagai negara itu. “Saya melihat keberagaman Islam yang indah,” katanya. (subagyo-SS)