FKUB Jateng Fokus Penguatan Moderasi Beragama


Suasana kegiatan Njagong Gayeng Nggagas Toleransi di Kafe Penggaron, Ungaran, diadakan oleh Badan Kesbangpol Jateng. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com (Kabupaten Semarang) – Tahun 2023 Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah (FKUB) Provinsi Jawa Tengah bersama jejaring akan fokus pada penguatan moderasi beragama. Dengan Perkumpulan Penulis Indonesia “Satupena” Provinsi Jawa Tengah.

Misalnya, setelah penerbitan, peluncuran, dan bedah buku antologi puisi “Kusebut Nama-Mu dalam Seribu Warna”, segera dikonsolidasikan untuk mengadakan kegiatan parade baca puisi dengan tema moderasi beragama di Vihara Watugong, Semarang.

Hal itu dikemukakan Ketua FKUB Jawa Tengah Taslim Syahlan seusai mengikuti kegiatan “Njagong Gayeng Nggagas Toleransi” di Kafe Penggaron, Ungaran, Sabtu, 24 Desember 2022.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah. Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Bidang Ketahanan Bangsa Badan Kesbangpol Jateng Pradhana Agung Nugraha, Kepala Bagian Keagamaan Biro Kesra Setda Jateng Muhammad Yusuf, dan Bidang Ortala dan KUB Kemenag Jateng Zaimatul Chasanah.

Didampingi Ketua Umum Satupena Provinsi Jawa Tengah Gunoto Saparie, Taslim Syahlan mengatakan, ada empat indikator moderasi beragama yang perlu menjadi konsen FKUB. Pertama. Pemantaban komitmen kebangsaan. Hal ini meliputi penguatan nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Kedua, menggerakkan praktik toleransi beragama aktif.

“Sedangkan ketiga, mengampanyekan praktik beragama nirkekerasan. Keempat, mengakomodasi nilai-nilai kearifan lokal,” ujarnya.

Taslim menuturkan, sekalipun tahun ini FKUB Provinsi Jawa Tengah mendapat anugerah Harmony Award dari Kemenag RI, namun ke depan penting untuk memperkuat jejaring dalam upaya bersama memperkokoh kerukunan umat beragama di Jawa Tengah.

Hal ini karena FKUB tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Organisasi jejaring yang berpresisi sama dengan FKUB terus diajak untuk bergandengan.

Taslim mengingatkan, untuk mendorong percepatan toleransi beragama diperlukan empat pilar. Yakni kedewasaan beragama, solidaritas, sinergitas, dan integritas tokoh umat beragama.

“Umat beragama harus terus didorong untuk menjadi perekat perbedaan. Bukan penyekat. Perbedaan harus dikelola menjadi potensi melalui kokohnya silaturahmi,” tandasnya. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top