Siswa SDIH Semarang Harus Cintai Lingkungan
Narasumber Ardiansah mengingatkan kepada para siswa SD Hidayatullah Banyumanik Semarang agar lebih mencintai lingkungan. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com Sekolah Dasar Islam Hidayatullah (SDIH) Islam Hidayatullah menyelenggarakan Edukasi Berbudaya Cinta Lingkungan di musala setempat, Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang, Rabu (21/06/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh 558 siswa terdiri dari siswa kelas 1 sampai 5. Sebagai narasumber utama Ardiansah SPd Gr, Pembina Adiwiyata Kota Semarang, yang berkenan untuk membersamai para siswa memahami cara mencintai dan menjaga lingkungan.
Kepala SD Islam Hidayatullah Robi’ah Peni Raharjanti SSi, mengatakan, sebagai salah satu sekolah adiwiyata di Kota Semarang, para guru serta murid-muridnya haruslah mencintai lingkungan. Dengan mencintai lingkungan, bukan hanya lingkungan menjadi bersih, tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah.
Dalam kegiatan ini, nampak juga kader adiwiyata yang berjumlah 64 siswa menyimak dengan saksama materi dari narasumber. Kader dipilih dari masing-masing kelas, sejumlah empat siswa. Mereka berperan sebagai penggerak semua warga SDIH supaya cinta lingkungan dan bisa menjaga lingkungan sekolah menjadi bersih dan nyaman.
Dalam paparannya, Ardiansah menyampaikan beberapa aspek PRLH (Perilaku Ramah Lingkungan Hidup), antara lain upaya dalam rangka kebersihan, fungsi sanitasi, dan drainase. Contohnya, mandi secara rutin dan bersih, serta cek kebersihan sarana belajar. Selain itu, pengelolaan sampah. Contohnya, memilah sampah organik, anorganik, dan B-3.
“Termasuk juga penanaman dan pemeliharaan pohon/tanaman. Contohnya, membangun dan merawat kebun pribadi/apotek hidup/warung hidup, serta mengikuti kegiatan penghijauan di sekolah maupun masyarakat. Di samping itu juga konservasi air dan energi. Contohnya, mematikan dan mencabut sakelar peralatan elektronik saat tidak digunakan, serta mengatur suhu AC 24—26˚ C,” katanya.
Ardiansah juga menunjukkan pentingnya kampanye PRLH. Contohnya, memublikasikan melalui majalah dinding, website, dan media cetak. Tak boleh dilupkan juga adalah jejaring kerja dan komunikasi. Contohnya, melakukan kerja sama dengan komunitas peduli lingkungan dan bank sampah setempat. (subagyo-SS)