Tiap Orang Punya Kesempatan Yang Sama


Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT,  menyampaikan Kultum  Salat Tarawih di Masjid Baitussalam, Ngaliyan, Semarang. (foto: Dok. Satupena Jawa Tengah)

Semarangsekarang.com – Demi masa atau demi waktu. Waktu itu terdiri dari masa lalu (past), masa kini (present) masa depan (future). Tidak ada seseorang yang tidak punya masa lalu. Orang baik maupun orang jahat semua punya masa lalu.

Hal itu dikemukakan oleh staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT ketika menyampaikan Kultum (Kuliah Tujuh Menit) seusai Salat Tarawih di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Sabtu malam, 16 Maret 2024.

Mohammad Agung mengatakan, tidak ada pula seseorang yang tidak punya masa depan. Orang baik maupun orang jahat semua punya masa depan. Dan kini mereka semua berada di sini (masa kini).

Menurut Agung, manusia akan menjadi orang-orang yang merugi, kecuali bagi orang-orang yang saling menasihati dalam kemaslahatan, kebenaran, kebaikan, dan melatih kesabaran.

Setiap orang, demikian Agung, memiliki kesempatan yang sama untuk berubah menjadi lebih baik dan menjadi orang baik.

Agung menunjukkan contoh kisah sahabat Rasulullah. Bagaimanapun masa lalunya dahulu, sekelam apapun lingkungannya dulu, dan seburuk apapun perangainya di masa lampau. Maka masih ada kesempatan seseorang untuk berubah menjadi lebih baik.

“Seseorang yang hampir membunuh Rasul pun kini berbaring di sebelah makam beliau yaitu Umar bin Khattab. Juga seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun akhirnya menjadi pedang-nya Allah yaitu Khalid bin Walid,” katanya.

Agung menegaskan, Allah maha membolak-balikkan hati manusia hanya dalam sekejap. Kisah Umar bin Khattab masuk Islam adalah bukti yang sangat nyata. Umar bin Khattab mendapatkan hidayah dari Allah.

Demikian juga, lanjut Agung, Khalid bin Walid menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW dan merupakan seorang pejuang sekaligus panglima perang Islam yang tersohor pada masanya. Demikian pula jangan memandang seseorang dari status dan hartanya.

Agung menuturkan, masa lalu yang sudah lewat dapat menjadi pelajaran. Dan saat ini kita semua berada pada masa kini, maka berubahlah untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

“Jangan sedih karena masa lalu dan lingkunganmu. Berubah dan bangkit jauh lebih indah dari pada diam dan hanya bermimpi tanpa melakukan tindakan apapun,” ujar Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah ini. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top