Wali Kota Semarang Ingin Ada Peningkatan Kompetensi Pendidik


Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat peringatan Hari Guru Nasional di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Kota Semarang, Minggu (26/11/2023). (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, Hari Guru Nasional 2023 adalah momentum untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pendidik pada era serbadigital.

Hal itu diungkapkan Mbak Ita, sapaan akrab walikota, seusai menghadiri puncak peringatan Hari Guru Nasional di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Kota Semarang, Minggu (26/11/2023).

“Saya sudah bicara, tidak hanya guru saja tetapi semuanya. Bahwa setiap kali ada penerimaan guru baru apalagi kemarin baru saja seleksi PPPK,” kata Mbak Ita.

Mbak Ita mengatakan, pembekalan tersebut sudah menjadi jalur wajib yang harus dilewati oleh guru, baik berstatus abdi negara maupun swasta. Terlebih, pada saat penerimaan calon aparatur sipil negara (CASN) pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang baru dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

“Pasti harus diberi bekal, umpamanya guru BK, itu harus punya (respons tinggi-red) bila ada anak yang terkena bullying atau yang tersandung masalah lain,” ujarnya.

Mbak Ita menyatakan, kompetensi merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Kompetensi yang menjadi dasar profesionalitas yaitu tentang penguatan mental.

Hal ini sudah masuk dalam kalender pembahasan antara Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang.

“Memang sangat diperlukan penguatan mental, jadi guru bisa kuat menghadapi anak-anak kita yang tidak mudah pada era sekarang, di mana anak-anak bisa membawa handphone yang di dalamnya ada media sosial beserta konten-konten yang tidak sesuai dengan umur mereka,” ujarnya.

Garis depan

Orang nomor satu di Kota Semarang ini menyebut, guru adalah profesi yang berada di garis depan masa depan bangsa. Seorang guru tidak selamanya tegar mendidik dan membimbing siswa-siswinya.

“Jangan dikira guru itu powerfull. Guru-guru itu sebenarnya kadang mentalnya tidak kuat, mereka juga memiliki permasalahan di rumah, belum lagi di sekolah menghadapi para peserta didik,” kata Mbak Ita.

“Bayangkan sendiri, kita mengurus anak satu, dua saja juga merasakan pusing, apalagi guru. Di celah itulah kami memberikan motivasi, termasuk konseling karena mereka juga memiliki tingkat stressing,” katanya, lagi.

Dukungan untuk peningkatan kompetensi tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan. Wali Kota Semarang perempuan pertama ini berkata, perhatian tersebut juga harus dilakukan oleh masyarakat untuk mencetak generasi-generasi masa depan yang hebat.

“Inilah yang kami dorong supaya para bapak ibu guru dapat mendidik dan membimbing anak-anak makin baik, hebat, dan menorehkan prestasi luar biasa,” katanya. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top