Mbak Ita Sambangi Mbah Saji, Usia 90 Tahun Masih Sehat
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat berkunjung ke rumah Mbah Saji di RW II Kelurahan Kedungpane, Kelurahan Mijen, Kota Semarang. (foto: istimewa
Semarangsekarang.com – Usianya sudah mencapai 90 tahun. Mbah Saji, masih tampak segar dan sehat. Meski secara motorik fisik sudah mulai lamban, dia setiap harinya masih beraktifitas seperti kebanyakan warga lainnya.
Namun, di usianya yang tak lagi muda, Mbah Saji kini banyak menghabiskan waktu dengan duduk di depan teras rumahnya sembari mengunyah sirih. Mbah Saji masih fasih berkomunikasi dengan siapa pun.
Pendengarannya pun masih baik. Termasuk saat komunikasi dengan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang Jumat pagi (6/10/2023) berkunjung ke rumahnya di RW II Kelurahan Kedungpane, Kelurahan Mijen, Kota Semarang.
Keduanya pun terlihat berbincang dengan akrab, meskipun tak banyak yang disampaikan Mbah Saji. Sebelum bercengkerama dengan Mbah Saji, Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu terlebih dahulu menyerahkan paket sembako Jumat Berbagi yang merupakan program Pemkot Semarang berupa pemberian bantuan sembako kepada warga yang membutuhkan.
Mbah Saji yang menerima bantuan paket sembako tersebut tampak sumringah dan bahagia. Tak henti-hentinya ia mengucap syukur dan terima kasih kepada Mbak Ita.
“Nembe dahar nopo mbah? (Sedang makan apa Mbah),” tanya Mbak Ita mengawali pembicaraan.
“Niki,” jawab Mbah Saji singkat dengan memperlihatkan sepiring makanannya.
Salut
Saat melihat isi piring sarapan Mbah Saji, Wali Kota Semarang tersebut merasa salut. Memang makanan itu belum sempat dimakan Mbah Saji, karena masih menikmati minuman teh hangat di dalam cangkir besarnya.
“Nah, ini bener, karbohidrat tidak melulu soal nasi. Bisa dengan makanan pendamping beras. Ini Mbah Saji contohnya, isi piring beliau ada sedikit nasi dengan makanan pendampingnya ubi, sayur, dan tahu goreng,” kata Mbak Ita.
Menurutnya, meski sudah kebiasaan sejak dulu makan sedikit nasi dengan lauk sayur, Mbah Saji sangat peduli dan secara tidak langsung sudah mengimplementasikan makanan pendamping beras. “Isi piringnya ada singkong, nasi sedikit, sayur dan tahu goreng. Sehingga memperlihatkan bahwa Mbah Saji sudah mengimplementasikan makanan sehat pendamping beras sejak dulu,” katanya.
Sesuai instruksi Presiden dan Mendagri, saat ini ada 22 negara eksportir yang sudah menyetop impor ke negara Indonesia. Sehingga hal ini jadi salah satu penyebab harga beras naik.
Untuk menyiasati kenaikan harga beras, maka masyarakat dianjurkan untuk mengganti karbohidrat yang selama ini dipenuhi dengan nasi, diganti makanan pendamping lainnya atau melakukan diversifikasi. Untuk itu, lanjut Mbak Ita, apa yang dikonsumsi Mbah Saji ini merupakan implementasi makanan pendamping beras.
“Beliau bahkan masih sehat hingga usianya 90 tahun. Ini sebagai contoh bahwa di Mijen ada warga yang sudah mengimplementasikan makan makanan pendamping beras seperti Mbah Saji,” katanya. (subagyo-SS)