Mbak Ita Turut Lepas RS Terapung Laksamana Malahayati
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bergambar dengan latar belakang Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati yang akan melanjutkan perjalanan ke Pati dan Rembang. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri pelepasan Rumah Sakit (RS) Terapung Laksamana Malahayati yang melanjutkan pelayaran menuju Pati dan Rembang, Sabtu (09/09/2023).
Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati telah berlabuh di Pelabuhan Kendal selama tiga hari sejak Selasa (05/09/2023) guna memberikan pelayanan kesehatan gratis dan pemberian bantuan sembako bagi pasien yang berobat.
“Tiga hari yang lalu kan merapat ke Kendal saya juga hadir pada saat itu, ada struktural PDI Perjuangan Kota Semarang. Dan banyak masyarakat kota Semarang yang kemarin juga berobat ke sini gitu ya,” kata Mbak Ita, sapaan akrab perempuan tersebut.
Selanjutnya, akan berlayar lagi ke Rembang. ”Pesan saya ya hati-hati di jalan karena ternyata menuju Pati-Rembang memakan waktu kurang lebih 20 jam,” tambah Mbak Ita.
“Saya memberikan apresiasi kepada nakhoda, tenaga medis dan juga kru kapal sebanyak kurang lebih 23 orang. Matur nuwun juga kepada DPP PDI Perjuangan dan Ibu Megawati yang sudah meresmikan kapal ini. Terima kasih sudah dibantu (layanan kesehatan gratis lewat RS Terapung Laksamana Malahayati),” imbuh Mbak Ita.
Layani 600 pasien
Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati pertama kali diresmikan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada 10 Juni 2023. Sejak diresmikan hingga kini, Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati telah berlabuh di daerah Aceh, Tegal, dan Kendal.
Selama berlabuh di Kendal, RS Terapung Laksamana Malahayati menargetkan melayani 600 orang pasien yang terdiri dari masyarakat umum, hingga keluarga dan saudara dari kader PDI Perjuangan.
Mbak Ita menerangkan, kapal Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati memang didesain tidak terlalu besar namun tetap memiliki fasilitas lengkap seperti ruang operasi, perawatan, dan pengobatan.
Hal tersebut bertujuan agar kapal dapat lebih fleksibel saat berlayar menjangkau daerah-daerah perairan terpencil. Adapun penamaan kapal tersebut terinspirasi dari pahlawan Perempuan nasional Indonesia, Keumalahayati, yang juga menjadi panglima armada laut perempuan pertama di dunia dari Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16.
“Laksamana Malahayati dipilih oleh ibu ketua umum (Megawati) yang merupakan pahlawan dari Aceh sebagai bentuk apresiasi bahwa perempuan ini juga bisa hebat. Perempuan ini bisa melawan waktu itu penjajah. Dan sekarang ini kita melawan kemiskinan, masalah sosial, masalah kesehatan dan tentu ini sangat membanggakan,” tandas Mbak Ita. (subagyo-SS)