Perempuan Mesti Berani Bersuara Terhadap Kasus Kekerasan
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di acara Talk Show Human Support Women di Halaman Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang, Sabtu (18/11/2023). (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Laki-laki juga perlu mendapat edukasi dalam mencegah pelecehan dan kekerasan seksual, tidak hanya perempuan saja. Karena laki-laki merupakan objek utama yang menjadi pelaku terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan. Hal itu menjadi kesimpulan Talk Show Human Support Women bertajuk “Penguatan Peran Perempuan dalam Pengentasan Permasalahan Kesejahteraan Sosial” di Halaman Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang, Sabtu (18/11/2023).
Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Ketua Umum DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Tengah, Casytha Arriwi Kathmandu sebagai pembicara.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, perempuan adalah tiang negara yang harus berani menyuarakan apabila menemukan kasus kekerasan.
Mbak Ita menyatakan, upaya-upaya yang harus dilakukan kaum hawa tersebut untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Misalnya kekerasan seksual, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Perempuan-perempuan di Kota Semarang harus berani menyuarakan, harus berani terbuka. Bukan berarti menantang pada laki-laki, tetapi bagaimana menyuarakan suaranya sehingga tidak terjadi kekerasan seksual, KDRT, dan bullying,” kata Mbak Ita.
Dengan begitu, Mbak Ita menyebut, negara akan menjadi kokoh karena perempuan-perempuan menjadi berani melawan kekerasan dan penindasan yang dialami maupun ancaman yang akan terjadi. “Kita tahu perempuan adalah tiang negara, sehingga kalau tiang negaranya ini kokoh, negara juga akan kokoh, rumah tangga sebagai negara terkecil juga akan kokoh,” katanya.
Apalagi, kata Mbak Ita, prosentase perempuan di Kota Semarang mendominasi. Total berada di angka 52 persen dari keseluruhan penduduk di Ibu Kota Jawa Tengah. Jumlah yang melebihi kaum laki-laki tersebut, menurutnya mampu berperan dalam meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan.
Dia menyebut, upaya mengedukasi tentang kekerasan seksual juga terus dilakukan terhadap laki-laki, tak hanya perempuan saja. Namun, alasan edukasi digencarkan terhadap perempuan karena mendorong keberanian untuk angkat bicara. “Makanya perempuan yang diedukasi. Tujuannya supaya berani ngomong, karena selama ini korban-korban masih menyembunyikan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum DPD KNPI Jawa Tengah, Casytha Arriwi Kathmandu mengatakan, keberanian perempuan itu akan membawa efek jera terhadap laki-laki yang memiliki perilaku negatif. “Kalau perempuan berani, maka akan memberikan efek jera. Menjadi lebih mudah untuk melaporkan kasus tersebut,” ujarnya.(subagyo-SS)