Wali Kota Beri Penghargaan Donor Darah Sukarela

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat memberi penghargaan donor darah sukarela di Ruang Lokakrida lantai 8 Gedung Moh Ihsan, Kompleks Balai Kota Semarang, Sabtu (21/10/2023).. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Kemarau panjang berdampak pada persoalan kekeringan di beberapa wilayah di Kota Semarang. Maka untuk itu, Pemkot Semarang berusaha menggandeng pihak-pihak lain untuk melakukan upaya meminimalisir dampak tersebut.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, kekeringan panjang akibat fenomena El Nino berimbas signifikan pada kekurangan air bersih. Meski demikian, Mbak Ita, sapaan akrabnya menyebut, distribusi air bersih tetap menjangkau daerah terdampak.
Hal itu dikatakan Mbak Ita seusai acara Penutupan Bulan Kemanusiaan dan Pemberian Penghargaan Donor Darah Sukarela oleh PMI di Ruang Lokakrida lantai 8 Gedung Moh Ihsan, Kompleks Balai Kota Semarang, Sabtu (21/10/2023).
“PMI tidak selalu berkaitan dengan darah, tetapi sebenarnya Palang Merah Indonesia misinya adalah kemanusiaan,” kata Mbak Ita.
Dalam acara tersebut, Mbak Ita mengucapkan terima kasih kepada PMI Kota Semarang lantaran membantu mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih karena di musim kering ini, daerah-daerah di Kota Semarang yang belum tersambung PDAM ada kekurangan air bersih, PMI sudah membantu sekitar 600 ribu liter,” katanya.
Mbak Ita mengakui, jangkauan PDAM Tirta Moedal belum bisa menjangkau seluruh masyarakat Kota Semarang. Meski begitu, masih ada banyak cara untuk mencukupi kebutuhan air bersih.
Mulai dari program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) hingga distribusi air bersih melalui tangki-tangki.
“Alhamdulillah sekarang ini mungkin tidak terlalu banyak orang yang butuh (distribusi air bersih-red) karena pada awal Oktober lalu ada peresmian Pamsimas di enam titik kelurahan,” ujarnya.
Akan tetapi, dalam pengamatannya di lapangan, terdapat satu daerah yaitu, Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik yang masih membutuhkan saluran air bersih.
Dia memahami Kelurahan Jabungan yang terdapat pamsimas masih kekurangan air bersih. Pasalnya, kemampuan satu pamsimas rata-rata hanya dapat menjangkau maksimal 300 saluran.
“Tetapi masih ada yang belum terkover yaitu di Jabungan karena satu pamsimas paling hanya untuk 200 sampai 300 sambungan air,” katanya.
Pihaknya menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah menyiapkan anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk penyediaan air bersih sebanyak 500 tangki.
“Ini belum termasuk support dari PMI, dan CSR lainnya,” ujarnya, menjelaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarinstansi menangani suatu permasalahan.
Selain itu, pihaknya menyinggung keterlibatan PMI dalam hal penurunan stunting. Termasuk bergerak bersama dalam kegiatan kemanusiaan lainnya seperti penanganan bencana.
“Kaitan dengan air bersih terkendali. Kami berdoa El Nino berakhir, dan hujan segera turun, sehingga bisa berkegiatan seperti yang lalu-lalu,” ujarnya. (subagyo-SS)