Seniman Jateng Jangan Golput di Pilgub


Ketua Umum DKJT Gunoto Saparie di Kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah saat  Rapat Koordinasi Persiapan Evaluasi Partisipasi Pemilih dalam Pemilu 2024 (foto IST)

Semarangsekarang.com – Para seniman Jawa Tengah diminta tidak golput pada Pemilihan Umum Gubernur (Pilgub) 2024. Pilgub Jawa Tengah 2024 menurut rencana dilaksanakan pada 27 November 2024 untuk memilih Gubernur Jawa Tengah periode 2024-2029.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) Gunoto Saparie seusai mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan Evaluasi Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2024 di Ruang Rapat 1 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, Jumat, 5 April 2024.

Menurut Gunoto Saparie, golput merupakan kependekan dari Golongan Putih. Ia merupakan istilah politik ketika seorang peserta dalam proses pemungutan suara tidak memberikan suara atau tidak memilih satupun calon pemimpin. Bisa juga pemilih datang ke bilik suara tetapi tidak ikut memberikan suara hingga prosesi pemungutan suara berakhir.

Harus diakui, demikian Gunoto yang juga Ketua Umum Satupena Jawa Tengah itu, seniman dan budayawan termasuk kalangan masyarakat yang unik. Mereka terkesan abai terhadap hiruk pikuk sosial politik, karena lebih suntuk atau konsentrasi mencipta karya seni. Bukan tidak mungkin mereka enggan menggunakan hak pilihnya pada ajang pemilu, baik pemilihan legislatif, presiden maupun kepala daerah.

“Mereka beranggapan bahwa pemilu tidak memberikan perubahan apa pun bagi kehidupan seniman. Mereka tetap terpinggirkan. Pemimpin boleh berganti, namun nasib seniman tidak berubah. Tentu saja hal ini perlu diluruskan,” ujarnya.

Gunoto menuturkan, banyak warga, termasuk kalangan seniman, yang kurang mengetahui mengenai ancaman pidana dan denda jika mengajak golput. Karena itu perlu adanya sosialisasi ke kalangan mereka, agar mereka memahami hak konstitusional dalam pelaksanaan pemilu,” ujarnya.

Memang, lanjut Gunoto, KPU telah melakukan pendidikan dan sosialisasi pemilih bekerja sama dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan. Hal ini tentu patut diapresiasi dan patut dilanjutkan, agar mereka benar-benar memahami seluk-beluk pemilu. Karena pemilu merupakan tonggak penting dalam keberlanjutan kehidupan demokrasi Indonesia.

“Sikap menjadi golput justru tidak tidak efektif bagi upaya membawa perubahan yang lebih baik. Seniman seharusnya memiliki tanggung jawab moral untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Seniman juga dapat berpartisipasi dalam pemilu melalui sosialisasi dalam karya-karya seni mereka,” ujarnya seraya menambahkan, dengan karya-karyanya seniman dapat memperjuangkan sejumlah isu penting, seperti pendidikan, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan lain-lain. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top