Mantan Bupati Jepara, Dian Kristiandi Memimpin Long March Peringatan Hari Lahir Pancasila


Peserta long march hari lahir Pancasila 1 Juni, dipimpin mantan Bupati Dian Kristiandi, sesaat setelah tiba di Alun-alun Jepara, Sabtu (1/5/2024). foto : boedi

Semarangsekarang.com (Jepara),- Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1-Juni, diperingati dengan berbagai cara. Di Jepara Mantan Bupati Dian Kristiandi memperingati hari lahir Pancasila dengan melakukan long march, dari petilasan Ratu Kalinyamat Dukuh Sonder Desa Tulakan Kecamatan Donorojo sampai di alun-alun Jepara, atau sejauh 44 Km.

Peserta long march terdiri dari dari 79 orang lintas generasi. Mereka berangkat dari Dukuh Sonder Jumat (31/5/2024) pukul 16.00 Wib dan tiba di posko terakhir Kecamatan Jepara Kota atau di Alun-alun Jepara Sabtu (1/6/2024) pukul 06.00 Wib pagi. Menurut mantan Bupati Jepara Dian Kritiandi, persiapan long march memperingati hari lahir Pancasila, itu dilakukan hanya dalam tiga hari.

“Saya bersyukur semua berjalan lancar. Tim yang ikut dari awal, masih lengkap 79 orang. Bahkan bertambah dengan adanya sambutan dari relawan yang ikut menyertai perjalanan kami,” ungkap Andi sapaan akrab Kristiandi.

Tak kurang dari 100 orang, menurut Andi yang ikut menyambut dan menyertai tim long march memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Bahkan, kedatangan tim long march yang dipimpin oleh Andi di alun-alun Jepara, ini di iringi Barong Sae Dance dari Sanggar Singa Utara Welahan dan Tari Banteng dari Sanggar Andara.

“Alhamdulillah tim masih utuh, bahkan bertambah dengan kedatangan para relawan yang hadir. Hal ini sangat menyenangkan, kendala yang kami hadapi hanya masalah fisik, capek dan kaki terasa pegal,” tambah Andi.

Peran serta dan pengorbanan seluruh pendukung kegiatan Long March kata Andi, merupakan bentuk pengamalan Pancasila. Terbukti, ketika ada yang capek atau kelelahan dibantu oleh anggota tim yang lain. Itulah pengamalan Pancasila yang real yaitu tolong menolong dan gotong royong.

“Long march adalah pembelajaran bagi kita, terutama anak-anak muda yang ikut acara ini, perjuangan bangsa Indonesia dalam melahirkan Pancasila tidak hanya capek dan berkeringat. Tetapi mereka juga kehilangan harta, darah bahkan nyawa,” pungkasnya. (Boedi/ss)

Berita Terkait

Top