Pemkot Libatkan Penegak Hukum Evaluasi Perizinan Pembangunan Perumahan


Plt Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berencana mengecek lagi perizinan pembangunan perumahan-perumahan yang sedang direncanakan. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Pemerintah Kota Semarang kini mulai melakukan inventarisasi perumahan melalui Dinas Tata Ruang (Distaru). Inventarisasi tersebut dilakukan guna mengevaluasi perizinan perumahan-perumahan di wilayah Kota Semarang.

Pelaksana tugas atau Plt Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa, perumahan-perumahan yang sedang direncanakan atau mulai dibangun agar segera dicek perizinannya.

“Kemarin kami kan sudah meminta Distaru untuk menginventarisir rumah-rumah yang sedang direncanakan dan sedang mulai dibangun. Karena saya melihat saat ke Rowosari waktu banjir kemarin kan tepi-tepi jalan banyak sekali bangunan-bangunan baru,” ujar Ita panggilan akrab Plt Wali kota, Rabu (11/01/2023).

Ita juga berencana memanggil Lurah dan Camat untuk ikut membantu melakukan inventarisasi tersebut. “Untuk selanjutnya kami juga akan mengundang lurah dan camat untuk menginventarisir. Dari situ akan kelihatan apakah rumah dan perumahan tersebut sudah terdaftar dan izin-izinnya lengkap atau belum,” tambahnya.

Ita juga mengatakan, persyaratan perijinan pembangunan perumahan memang cukup banyak. Namun hal tersebut harus ditaati oleh para pengembang agar tidak ada lagi yang dirugikan.

“Kalau perumahan itu kan biasanya harus ada KRK dulu, lalu perizinan di DPMPTSP, kemudian IMB dan lain sebagainya. Prosesnya kan panjang sekali. Lalu kemudian di perumahan-perumahan tersebut apakah terdapat fasum-fasos, apakah itu sudah disesuaikan atau sudah diserahkan ke Pemkot,” terangnya.

“Jadi kami akan meninjau kembali izin-izin yang ada dan melihat perumahan-perumahan baru ini berijin atau tidak,” tandasnya.

Harus relokasi

Terkait dengan perumahan Dinar Indah Tembalang yang baru saja diterpa banjir luapan Sungai Pengkol, Ita menegaskan bahwa, warga harus segera direlokasi. Karena kondisi geografis wilayah yang dijadikan perumahan tersebut rawan terkena banjir.

“Kemudian kalau masalah Dinar Indah ini kan sudah jadi problem bertahun-tahun dari mulai 2019, 2021, dan awal 2023 ini kan yang paling besar kerugiannya. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka warga harus pindah,” ujarnya.

Tapi jelas, kata Ita, upaya pemindahan ini tidak bisa cepat, karena kita harus menginventarisir dulu, mendata kebutuhan yang ada, dan mencari dulu pengembang perumahan Dinar Indah ada di mana. Karena ini berbeda treatmennya. “Lha ini kami sedang melakukan rapat koordinasi,” lanjutnya.

Ita menambahkan, penegak hukum siap melakukan tindakan jika memang ada perumahan-perumahan yang melanggar izin. “Pastinya kalau pembangunan perumahan yang tanpa ijin akan ada peran penegak hukum untuk menindak itu. Ya nantinya kita akan lakukan pemeriksaan, apa saja yang kurang. Utamanya perijinan,” pungkas Ita. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top