Damkar Imbau Masyarakat Waspada Kebakaran


Petugas Damkar Kota Semarang saat melakukan pemadaman mobil yang terbakar di daerah Pedurungan Semarang beberapa waktu lalu. (foto: ug damkar semarang)

  • Puncak kemarau bulan Agustus

Semarangsekarang.com – Cuaca di Kota Semarang saat ini cukup menyengat. Panas terik matahari sangat rentan terhadap bahaya kebakaran. Waspada dan berhati-hatilah terhadap musibah kebakaran.

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang menghadapi musim kemarau dengan suhu udara cukup tinggi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati terutama saat cuaca ekstrim dan suhu udara cukup panas seperti saat sekarang ini.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Nur Kholis menyebut antisipasi kerawanan kebakaran bisa dari masalah sampah, terutama daun kering di saat cuaca ekstrem dan suhu panas terik matahari mudah sekali memicu sampah kering terbakar. 

“Kami berharap kepada masyarakat untuk ikut mengantisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat dalam kondisi masih menyala,” tandasnya, Kamis (04/05/2023).

Lalu, sambung Nur Kholis, tidak menaruh atau menyimpan korek gas di dalam mobil, karena dari beberapa kali kasus kejadian kebakaran mobil roda empat lantaran didalam mobil ada korek gas, saat kondisi mobil diparkir di luar bisa memicu terjadinya kebakaran, selain masalah kondisi tertentu mobil itu sendiri.

Ranting- ranting pohon yang mengering dan sampah daun, menurut Nur Kholis bisa diantisipasi dengan dipotong dan dipungut. Pengecekan sambungan listrik, kebanyakan kebakaran terjadi rata-rata pada saat waktu puncak beban pemakaian listrik, yakni antara dari pukul 17.00-19.00 WIB.
Hal ini membuat peralatan listrik menjadi panas. Lebih-lebih dimusim kemarau seperti saat ini.

Di rumah tangga bisa mengantisipasi dengan selalu berhati-hati dalam pemakaian kompor gas. Peralatan listrik maupun regulatornya harus punya standar (SNI), dan jika pergi dalam waktu lama bisa dilepas selang regulatornya.

“Kalau di rumah tangga sebaiknya tersedia APAR atau alat pemadam kebakaran ringan minimal ukuran 3 kg. Karena kasus kebakaran berawal dari api kecil, kalau makin cepat ditangani api bisa dikendalikan agar tidak membesar,” tambahnya.

Dikatakan Nur Kholis, kasus peristiwa kebakaran tidak hanya di pemukiman padat penduduk, tapi juga bangunan pabrik juga rawan kebakaran saat musim kemarau. Seperti pabrik  bahan kimia, plastik, furniture.

Sedangkan data jumlah kasus kejadian kebakaran di Kota Semarang periode sejak Januari-April 2023, sebanyak 38 kasus musibah kebakaran. Terbanyak pada bulan Januari ada 13 kasus, Februari ada 5 kasus, Maret ada 8 kasus dan April 12 kasus. Terbanyak kasus kebakaran menimpa pada bangunan perumahan, bangunan campuran, bangunan industri dan rumput ilalang serta lainnya. 

Puncak kemarau bulan Agustus

Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno menjelaskan, suhu di Kota Semarang tercatat di BMKG Semarang terpanas. Ia mengatakan, yang terjadi pada tanggal 19 April 2023, yaitu mencapai 35 derajat celcius, dan secara umum suhu rata-rata maksimumnya adalah 34 derajat celcius.

“Kondisi panas saat ini masih belum tergolong ekstrim,”paparnya.

Sedangkan, musim kemarau untuk Jawa Tengah puncaknya Agustus, sehingga kondisi panas dan gerah ini kita rasakan masih cukup panjang.  Diimbau masyarakat untuk mengurangi aktifitas tidak penting diluar ruangan dan bijak menghadapi musim kemarau yang menyebabkan suhu udara panas ini.

“Umumnya saat musim kemarau itu memiliki fenomena jika siang panas dan ketika dini hari hingga pagi cenderung lebih dingin dari biasanya karena tutupan awan yang sedikit,” imbuhnya.

Dikatakan Sutikno, suhu panas yang  dirasakan di kota Semarang dan sebagian besar wilayah Jawa tengah pada dasarnya tidak ada kaitannya dengan fenomena gelombang panas atau “heatwave” yang melanda beberapa negara di Asia seperti Bangladesh, India dan Cina serta beberapa negara Asia lainnya.

“Suhu udara panas yang kita rasakan saat ini karena memang fenomena alam, biasa karena dipengaruhi gerak semu matahari di bulan April ini,” kata Sutikno. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top