DLH Terus Antisipasi Polusi Udara Pasca Kebakaran di TPA Jatibarang
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat meninjau kebakaran besar di TPA Jatibarang yang terjadi, Senin (18/09/2023). (foto; istimewa)
Semarangsekarang.com – Dampak kebakaran TPA Jatibarang yang meludeskan kawasan pembuangan sampah.tersebut hingga kini masih terus diantisipasi dari pengaruh terhadap udara yang buruk terhadap kesehatan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang terus melakukan monitoring kualitas udara di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang di Kelurahan Bambankerep, Mijen, setelah mengalami kebakaran besar, Senin (18/09/2023) lalu.
Kepala DLH Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, pihaknya menurunkan jajarannya untuk melakukan monitoring kualitas udara, pasca api yang membakar sampah TPA berhasil dipadamkan.
“Kami terus menerus menindaklanjuti, kawan-kawan dari bidang terkait termasuk lab link untuk memantau kualitas udara usai terjadi peristiwa kebakaran TPA Jatibarang,” ujarnya, Rabu (20/09/2023).
Bambang mengatakan, pihaknya juga mendapat bantuan dari komunitas Eco Enzim Nusantara Semarang Hebat, yang memberikan cairan eco enzim. Cairan ini, dicampurkan ke air mobil pemadam kebakaran, untuk mengurangi polusi udara.
“Cairan tersebut dicampurkan ke air Tangkit pemadam saat pendinginan, tujuannya agar mengurangi asap polusi. Saat ini kondisi udara sudah sedikit lega,” jelasnya.
Bambang menambahkan, pihaknya tetap mensiagakan enam truk tangki air untuk membantu pendinginan. Selain itu juga ada empat mobil pemadam kebakaran yang juga telah disiagakan .
“Jadi damkar tidak perlu keluar cari air, kita siagakan mobil tangki,” pungkasnya.
Dampak gas metan
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, jika proses pendinginan terus dilakukan karena masih keluar asap dampak dari gas metan.
Mbak Ita sapaan akrab wali kota Semarang menambahkan, saat ini sekolah yang ada disekitar TPA pun mulai masuk seperti biasa. Sebelumya, kata dia memang diliburkan, sebagai antispasi agar anak-anak tidak terkena polusi udara.
“Kebakaran sampah ini, kan rentan terjadi polusi udara, anak-anak sempat diliburkan tapi ini sudah mulai masuk, kita memang lakukan antispasi,” jelasnya.
Pemkot Semarang lanjut Mbak Ita, tetap meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB untuk melakukan water booming agar tidak terjadi kebakaran susulan. Apalagi tumpukan sampah yang terbakar, tingginya sekitar 30 sampai 68 meter. (subagyo-SS)