Mbak Ita Imbau Masyarakat Konsumsi Makanan Pokok Pengganti Beras Padi
Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengunjungi stand penjualan beras jagung dalam Gerakan Pangan Murah di halaman Balaikota Semarang, Jumat (19/05/2023). (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau masyarakat Kota Semarang agar mengubah budaya makan dengan mengkonsumsi bahan pangan pokok pengganti beras, misalnya singkong, jagung, hingga porang.
“Terlebih saat ini harga beras masih tergolong cukup tinggi,” ujar Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota perempuan pertama di kota Semarang ini.
.
Hal tersebut disampaikan oleh Mbak Ita saat mengunjungi stand penjualan beras jagung dalam Gerakan Pangan Murah di halaman Balaikota Semarang, Jumat (19/05/2023).
“Terlebih saat ini harga beras masih tergolong cukup tinggi,” ujar Ita, sapaan akrabnya.
Mbak Ita berharap masyarakat bisa mengubah budaya makan tersebut demi menghindari inflasi dan menambah keragaman nutrisi.
“Mari coba makan makanan pokok tidak hanya beras saja. Orang mikirnya kalau beras harus nasi. Tadi saya coba beras analog terbuat dari singkong dan jagung dan itu bisa untuk pengganti beras padi,” kata Ita.
Saat ini, bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang makanan pengganti beras. Misalnya, dengan membeli beras jagung dan beras singkong dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) ini.
Namun, lanjut Mbak Ita, harga jual beras jagung maupun beras singkong masih terbilang mahal. Hal ini kemungkinan karena proses pengolahan yang semula singkong atau jagung menjadi bentuk beras. Namun, beras singkong atau beras jagung ini dinilai lebih sehat karena non gluten.
“Awalnya dari singkong, jagung, dibuat tepung, baru dicetak seperti beras. Itu dua kali kerja. Kalau beras kan gabah tinggal diselep,” jelasnya.
Meski harga jual beras jagung maupun beras singkong masih tergolong tinggi, namun ia tetap mengimbau dan memberikan sosialisasi untuk menggunakan pengganti beras padi terutama kepada apratur sipil negara (ASN). Tujuannya agar para ASN bisa mengkonsumsi makanan pengganti beras tersebut.
“Pembelinya menengah ke atas. Kami sosialisasikan ke PNS. Harga lebih tinggi, tapi mereka bisa membeli, lebih sehat lagi,” tuturnya.
Makanan pengganti
Sementara itu, Marketing PT Gita Food Kartasura, Reni Sulistiowati mengatakan beras jagung dan beras singkong ini berbahan dasar jagung dan singkong asli yang kemudian dicetak menjadi butir-butiran beras. Beras ini menjadi makanan pengganti nasi putih yang lebih baik untuk kesehatan.
“Beras ini bisa menstabilkan gula, program diet juga cocok. Ini memiliki gula nol, serat tinggi, sudah diuji lab,” paparnya.
Terkait harga, untuk satu pak beras jagung maupun beras singkong dibanderol dengan harga Rp 15 ribu untuk kemasan 700 gram. Selain beras, Reni menyebut ada juga produk berbentuk mie yang juga berbahan baku singkong maupun jagung dengan harga Rp 10 ribu per bungkus.
“Cara masak seperti beras putih biasa. Bisa pakai rice cooker maupun kukusan. Teksturnya sama seperti beras putih biasa, pulen,” jelasnya.
Menariknya, beras jagung maupun beras singkong ini juga bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Bahkan bisa juga dikonsumsi oleh balita dengan dibuat menjadi bubur.
“Yang belum terbiasa biasanya mix, satu banding satu,” bebernya.
Reni juga menyebut untuk peminat beras jagung dan beras singkong ini terbilang cukup banyak. Terlebih saat ini masyarakat sudah sadar dan peduli akan kesehatan. (subagyo-SS)