PD Muhammadiyah Kota Semarang: Mbak Ita Miliki Komitmen Penanganan Stunting


Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri apel akbar Milad Muhammadiyah ke-111 bertajuk “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (10/12/2023) lalu. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Muhammadiyah menanggapi pujian yang disampaikan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita tentang peran Muhammadiyah dalam upaya penanganan stunting di Kota Atlas. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang, Amrudin Mahfud Jumai menyebut, keterlibatan itu tak terlepas dari kepemimpinan Mbak Ita.

AM Jumai, begitu akrab disapa menjelaskan, apresiasi yang diberikan Mbak Ita merupakan wujud dorongan semangat kepada Muhammadiyah untuk berupaya lebih keras dalam penanganan stunting.

“Kita menjadi bagian dari keluarga besar Kota Semarang maka Muhammadiyah mendukung atas langkah-langkah serius Bu Ita dalam penanggulangan stunting, bahkan zero,” katanya, di Semarang, Kamis (14/12/2023).

Keikutsertaan ini digalakkan melalui salah satu organisasi otonomi Muhammadiyah yaitu, Aisyiyah Kota Semarang. Menurutnya, kebijakan penurunan stunting tersebut sejalan dengan program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

“Melalui organisasi otonomi Aisyiyah telah melakukan kegiatan-kegiatan dalam penanggulangan stunting, mulai dari penyuluhan gizi sampai membentuk semacam rumah-rumah relawan peduli lingkungan penguatan gizi,” katanya.

Dalam upaya menurunkan angka stunting ini juga melibatkan lembaga pendidikan Muhammadiyah, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu), termasuk fasilitas kesehatan semacam klinik hingga rumah sakit milik organisasi masyarakat (ormas) yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut.

Kebijakan tersebut sebenarnya, kata AM Jumai, merupakan amanah yang diberikan oleh Muhammadiyah pusat yang harus dijalankan ke regional, kabupaten/kota hingga tingkat paling bawah.

“Saya kira kami dari kacamata perserikatan Muhammadiyah, melihat kinerja Mbak Ita di dalam komitmen penurunan angka stunting menunjukkan prestasi-prestasi,” kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) tersebut.

Pihaknya menyatakan, selaku ormas terus bermitra aktif dan produktif dengan Pemkot Semarang. Menurutnya, segala keputusan Mbak Ita yang menguntungkan masyarakat akan didukung penuh.

Ketua Takmir Masjid As Salam Wonodri itu berkata, secara objektif posisi Muhammadiyah memandang kinerja Mbak Ita saat ini telah ada peningkatan-peningkatan yang dirasakan.

“Ini menjadi komitmen kita bersama, maka Muhammadiyah dengan berbagai kekuatan yang ada juga siap bersinergi terus dengan Pemkot Semarang,” kata Ketua Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB) Kota Semarang tersebut.

Sebelumnya Mbak Ita memberikan pujian kepada Pimpinan Daerah Muhammadiya (PDM) Kota Semarang karena terlibat dalam penurunan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat menghadiri apel akbar Milad Muhammadiyah ke-111 bertajuk “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (10/12/2023) lalu.

Dalam kesempatan itu, Mbak Ita mengapresiasi keterlibatan Muhammadiyah utamanya Aisyiyah karena langsung memberikan perhatian kepada putri-putri remaja dan calon ibu utamanya wanita hamil. Menurutnya, hal ini adalah langkah awal yang tepat untuk pencegahan anak stunting.

“Komitmen perjuangan (penurunan-red) stunting Muhammadiyah sangat luar biasa. Kami atas nama Pemkot Semarang dan masyarakat mengucapkan terima kasih untuk komitmen pencegahan stunting. Pada saat sekarang keluarga besar Muhammadiyah sudah sangat membantu, mensupport kami, saling sinergi, utamanya Aisyiyah yang sudah membantu dalam upaya penurunan stunting dan pencegahan penanganan HIV Aids,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Dirinya berharap, PDM Muhammadiyah Kota Semarang bisa terus berkomitmen dalam mendukung program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, utamanya penanganan stunting. Hal ini senada dengan tujuan Pemkot Semarang untuk zero stunting di tahun 2024.

“Kami berharap bisa semakin masif dilakukan, karena Pemkot Semarang berharap 2024 bisa zero stunting. Nah tentu dari keluarga besar Muhammadiyah bisa mendorong mewujudkan itu,” ucapnya.

Masih ada 916 anak stunting

Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan, saat ini ada 916 anak dalam kondisi stunting di Kota Semarang. Jumlah itu sudah turun dari angka 932 anak. Meski demikian, Mbak Ita terus mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang untuk terus memberikan perhatian khusus bagi remaja-remaja putri untuk selalu menjaga pola hidup yang baik.

“Karena memang bahwa stunting tidak hanya dari anak. Tetapi harus dimulai dari remaja putri, calon pengantin, pengantin, ibu hamil. Ibu hamil kita prioritaskan karena kalau tidak kita prioritaskan nanti anaknya akan stunting. Jadi yang stunting anaknya sudah sembuh, tapi kalau dari ibu kemudian melahirkan, ada anak stunting lagi. Jadi ini terus menerus justru kita ini pendekatan kepada ibu-ibu atau calon ibu untuk pencegahan KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia,” imbuhnya.(subagyo-SS)

Berita Terkait

Top