Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Pemkot Semarang Jamin Keberlanjutan Festival Pendamping Beras - Semarangsekarang.com

Pemkot Semarang Jamin Keberlanjutan Festival Pendamping Beras


Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Agus Wuryanto. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Pemkot Semarang menjamin keberlanjutan Festival Pendamping Beras gagasan Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Agus Wuryanto mengatakan, program yang digagas Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu tersebut menjadi prioritas dalam hal program ketahanan pangan. Terlebih pada situasi kemarau yang dikhawatirkan akan membuat pasokan beras menurun.

“Kami menyambut baik program dari Bu Ita yang merupakan arahan dari Pak Jokowi dan Ibu Megawati, karena memang situasinya sekarang ini pas harga beras mahal dan kemarau panjang,” kata Agus, Selasa (10/10/2023).

Agus mengatakan, festival yang berlangsung pada car free day (CFD) Simpang Lima pada Minggu, (08/10/2023) lalu, bukan seremonial belaka. Dia menyebut bukti tersebut terlihat dari antusias masyarakat yang menyambut.

Sedikitnya terdapat 10 bahan pangan non-beras yang dikenalkan kembali dalam festival. Yaitu jagung, sukun, pisang, singkong, talas, ubi, porang, sagu, hanjeli, dan sorgum. Beberapa di antaranya diolah menjadi hamburger dan aneka kue.

“Kemudian kita bagi secara gratis kepada pengunjung langsung habis. Ternyata enak dan bergizi, tidak kalah dengan olahan berbahan beras,” katanya.

Setidaknya ada empat kecamatan yang turut andil memeriahkan acara tersebut. Yaitu Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Pedurungan, dan Kecamatan Genuk.

Dari empat kecamatan tersebut terdapat 40 kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memamerkan produk olahan non-beras dan gandum di dalam festival.

“Empat kecamatan ini kami sebut sebagai pilot project. Kami akan mendorong kecamatan-kecamatan lain untuk mendorong masyarakatnya membuat olahan pangan non-beras,” ujarnya.

Antusias masyarakat tinggi

Mengingat antusias masyarakat yang begitu tinggi terhadap olahan pangan non-beras, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah. Seperti memberi kemudahan pelaku UMKM mendapatkan sertifikasi halal, pangan industri rumah tangga (PIRT), hingga hak kekayaan intelektual (HAKI).

Akses yang mudah bagi pelaku UMKM untuk menerima pendampingan dan pelatihan membuat kemasan yang menarik pun akan diberikan melalui beberapa tahap secara intensif.

“Masyarakat kalau ingin berusaha silakan berkoordinasi dengan kami. Semua akan kami fasilitasi secara gratis. Jangan terkecoh bayar,” ujarnya.

Untuk mendapatkan kemudahan itu, masyarakat dapat mendatangi kelurahan, kecamatan maupun langsung datang ke Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Kota Semarang. Termasuk bisa datang ke tempat-tempat pelayanan akhir pekan di setiap Sabtu mulai pukul 08.00 hingga pukul 20.00.

“Ini benar-benar menjadi prioritas dan kami inventarisir kemudian ketika mereka bertransaksi juga menggunakan QRIS. Artinya kami dorong ke digitalisasi di samping kualitas produknya juga penting,” katanya. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top