Tim RT 5 RW 1 Jatisari Optimis Menangi Lomba Video Nasi Goreng Khas Mbak Ita


Tim Nasi Goreng Khas Mbak Ita dari RT 5 RW 1 kelurahan Jatisari berpose bersama usai pembuatan video yel-yel dan masak nasi goreng, di lokasi Taman Toga RT, Selasa (25/07/2023) malam. (foto: aria/SS)

Semarangsekarang.com – ”Kota Semarang Kota yang Indah, Wali Kotanya cantik dan juga ramah, terimalah salam dari kami Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh. Kami warga Rt 5 Rw 1 Jatisari Mijen Semarang, Menyambut HUT Republik Indonesia ke 78; Semarang Hebat Hok a Hok e..”

Nasi goreng ala Mbak Ita, Nasi goreng masakan favorit Mbak Ita, Mbak Ita Wali Kota Semarang tercinta, Maju Terus Semangat Terus, Mbak Ita pancen OKE”.

Demikian yel-yel yang dilakukan tim warga RT 5 RW 1 Kelurahan Jatisari Semarang dan dibawakan penuh semangat, saat pembuatan video lomba masak Nasi Goreng Khas Mbak Ita yang digelar Pemerintah Kota Semarang dalam rangka memperingati HUT RI ke 78.

Tim yang terdiri dari 10 orang ini dipunggawai 8 ibu-ibu PKK yang mendampingi Ketua RT 5 RW 1 Jatisari, Priyo Nugroho, dan pengurus RT Zainudin sekaligus menjadi duet ala chef yang memasak nasi gorengnya. Yang hasil videonya akan segera dikirim ke admin panitia lomba.

Tim ini sangat optimis bisa menjadi salahsatu kandidat yang bakal menjadi pemenang lomba yang baru pertama dikompetisikan di Kota Semarang ini.

”Kami sangat optimis kalau kita akan menjadi pemenang dalam lomba membuat Video Masak Nasi Goreng khas Mbak Ita, lihat saja yel-yel dan keseriusan tim ini yang terlihat solid. Dan pastinya tampilan nasi goreng yang terlihat sederhana namun yahud, dan rasa yang tak kalah dengan masakan chef,” kata Priyo Nugroho yang begitu optimis, saat usai pembuatan video, Selasa (25/07/2023).

Pemerintah Kota Semarang pada peringatan HUT RI kali ini menggelar lomba untuk tingkat RT se Kota Semarang, pembuatan Video Masak Nasi Goreng khas Mbak Ita. Dengan ketentuan video berdurasi lima menit, dengan peserta tiap tim 10 orang sebagai perwakilan RT.

Tampilan nasi goreng khas Mbak Ita, masakan duet ala chef Priyo Nugroho (kanan) dan Zainudin. (foto: aria/SS)

Selain itu diharapkan bahan baku pembuatannya diusahakan berasal dari urban farming di lingkungan RT. Kemudian untuk belanja pembuatan nasi goreng juga dibatasi maksimal Rp 25.000.

”Soal bahan baku untuk membuat nasi goreng seperti lombok, tomat, seledri dan daun bawang kita langsung petik sendiri dari hasil tanaman toga di lingkungan RT 5,'” jelas Priyo lagi. (aria-SS)

Berita Terkait

Top