Aplikasi ”Warak Semar” Bakal Permudah Jual-Beli Hasil Urban Farming
Wali Kota Semarang Mbak Ita di dampingi Kepala Bapenda Kota Semarang Indriyasari saat memberikan keterangan pada awak media. (foto: istimewa)
- Bakal diluncurkan Pemkot Semarang
Semarangsekarang.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bakal meluncurkan aplikasi Warung Rakyat Kota Semarang (Warak Semar) untuk tempat jual-beli hasil urban farming warga. Inovasi digital ini merupakan turunan dari Toko Pangan Aman Tersedia untuk Warga Kita (Pandawa Kita) dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.
“Jadi warung rakyat Kota semarang yang tadi adalah turunan Pandawa Kita, namanya Warak Semar. Aplikasi ini akan segera dilaunching dan diresmikan bapak Pj Gubernur Jateng. Dengan aplikasi ini, transaksi tidak harus datang tetapi bisa membeli secara online, karena apapun ini kan digitalisasi. Warak Semar akan menampung hasil urban farming warga Kota Semarang,” ujar Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu kepada awak media saat kegiatan Panen Karya Projek di SMPN 39 Semarang, Rabu (22/11/2023).
Dirinya menjelaskan, Warak Semar selain dimanfaatkan oleh para petani, dan masyarakat umum, juga bisa digunakan oleh para peserta didik atau para siswa di Kota Semarang untuk menjual hasil urban farming yang dikerjakan di sekolah. Sekolah-sekolah akan didorong untuk pengembangan urban farming, karena memiliki lahan yang luas. Sehingga hal ini juga bisa memutus panjangnya rantai distribusi yang berdampak pada penurunan harga kebutuhan pokok.
“Akan memotong rantai distribusi yang banyak, sehingga orang bisa langsung membeli atau menjual. Semuanya KWT (Kelompok Wanita Tani-red) dan masyarakat, bisa menggunakannya. Jika ini bisa dilakukan, Kota Semarang bisa mandiri pangan,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto menjelaskan, tak hanya para petani atau yang konsen pada budi daya tanaman produktif, Warak Semar nanti juga bisa dimanfaatkan untuk paguyuban peternak. Bahkan, aplikasi itu juga bisa digunakan untuk modal atau pendapatan tambahan para siswa sekolah, dengan menjual hasil urban farming yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
“Nanti ketika masyarakat banyak download produk, mereka bisa menjual dan produknya dikelola paguyuban yang dibentuk sekolah. Hasilnya bisa digunakan untuk operasional anak-anak jika misal mau tanding olahraga ke Jakarta, bisa digunakan untuk itu. Lalu anak-anak mau tampil seni, operasional diambilkan dari situ. Sehingga ada motivasi sekolah untuk melakukan urban farming,” imbuhnya. (subagyo-SS)