Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Sebanyak 133 Jiwa Mengungsi Akibat Longsor di Pemalang - Semarangsekarang.com

Sebanyak 133 Jiwa Mengungsi Akibat Longsor di Pemalang


Longsoir Pemalang menyebabkan banyak rumah rusak Parah. (foto: bnpb)

Semarangsekarang.com (Pemalang)– Tanah longsor terjadi di wilayah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Minggu (03/03/2024). Peristiwa itu terjadi pascahujan lebat dengan durasi cukup lama, dimulai dari siang hingga sore hari. Kejadian ini menyebabkan 133 jiwa warga mengungsi ke Posko Balai Desa Tundagan.

Pusat pengendalian operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Minggu (03/03/2024) pukul 23.13 WIB, lokasi yang terdampak akibat bencana tersebut, antara lain, Desa Tundagan, Tlagasana dan Tambi di Kecamatan Watukumpul. Kemudian Desa Mendelam di Kecamatan Belik dan Desa Plakaran di Kecamatan Moga. Sebanyak 25 kepala keluarga terdampak.

Kejadian itu juga sebabkan kerusakan sejumlah rumah warga, yaitu lima unit rumah alami rusak berat dan tiga unit rumah rusak sedang. Dua ruas jalan di Desa Tambi dan Dusun Munggang Desa Mendelem terputus akibat timbunan material longsor. Selain itu, 17 unit rumah dan tiga fasilitas umum terancam longsor susulan, mengingat cuaca masih sering hujan.

BPBD Kabupaten Pemalang sejak kemarin telah berada di lokasi untuk berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakuan pendataan, evakuasi dan memberikan bantuan permakanan, selimut, paket sandang dan juga matras.

Merespons kejadian itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian longsor serupa, dengan melakukan penghijauan pada lereng dengan menanam tanaman berakar dalam, kemudian secara rutin memantau kondisi lereng jika ada rekahan atau retakan segera diperkuat baik dengan struktur keras (penguat lereng) maupun vegetasi seperti akar wangi. (wahid-SS)

Berita Terkait

Top