Peran Penting Jurnalis dalam Mempengaruhi Public Opinion

Edi “John” Prasadja : Ketua umum Aliansi Lintas Media Indonesia Jepara (ALMIJ)
Semarangsekarang.com,- Perlu dipahami bersama bahwa, pilar demokrasi antara Eksekuti, Legeslatif, Yudikatif dan Media itu sejajar. Terutama di dalam peran sebagai pengawas atau mata masyarakat dalam semua kebijakan ataupun putusan yang diambil ketiga pilar yang lain.
Peran media di dalam pengawasan atau kontrol sosial (social control) pada kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Supaya kebijakan tersebut berjalan sesuai koridor yang ada.
Oleh karena itu perlu disadari bersama dalam melaksanakan tupoksi media. Maka perlu diketahui oleh masyarakat secara umum, bahwa media bukan pengamen, media bukan pemeras dan media bukanlah perusuh. Akan tetapi media adalah pejuang kemerdekaan bangsa yang mendistribusikan informasi yang benar sesuai fakta (factual) , akurat, obyektif (tidak berpihak) dan aktual kepada masyarakat.
Hal ini karena media adalah sebagai salah satu sumber utama (Mind Source) informasi yang akan diterima oleh masyarakat. Yang pada hakikatnya, media bisa mempengaruhi opini publik (public opinion).
Oleh karena itu, sebagai jurnalis, kita harus meningkatkan kualitas dan kapasitas. Agar kita bisa menyajikan karya jurnalistik yang membangun akhlak dan budi pekerti bangsa.
Mendukung penuh pembangunan yang dilaksanakan pemerintah yang bertujuan untuk kemakmuran masyarakat. Selalu mengkritisi semua hal yang tidak sesuai dengan koridor ataupun jika ada penyelewengan-penyelewengan.
Mari kita menjadi jurnalis yang berdedikasi dan berintegritas tinggi, serta menyuarakan hati nurani masyarakat. Sehingga dapat membedakan secara jelas antara berkas dan beras.
Berkas atau data yang kita dapatkan untuk ditulis menjadi berita atau diberkaskan. Sedangkan beras adalah kebutuhan pokok harus dipenuhi setiap orang di negara ini termasuk kita sebagai wartawan. Jadi data yang ditemukan apakah akan kita jadikan berkas (berita) atau kita tukar jadi beras.
Kendala inilah yang dihadapi para jurnalis dalam mempertahankan idealisme. Akan tetapi kita harus mengedepankan obyektivitas untuk mempertahankan idealisme. Ini diperlukan dalam menyampaikan pesan moral yang bersifat edukatif kepada masyarakat.
Pada kenyataannya masyarakat sangat membutuhkan media untuk menyampaikan informasi baik dari suara rakyat bawah atau akar rumput (grass root) kepada pemerintah atau pemangku kepentingan. Atau sebaliknya , informasi dari pemerintah baik eksekutif, legislatif ataupun yudikatif kepada masyarakat.
Oleh karena itu, perlunya membangun sinergitas antar lembaga dengan media. Hal ini sebagai sarana tercapainya cita cita bangsa, membangun masyarakat adil dan sejahtera.
Sedangkan dari sisi Jurnalis sendiri, harus memiliki tanggung jawab yang lebih dari sekadar menyampaikan berita. Mereka adalah penjaga kebenaran yang harus menjelajahi realita sosial dengan kepekaan dan integritasnya.
Dalam dunia yang sekarang, ini dipenuhi informasi yang selalu berubah dan terkadang menyesatkan karena berita bohong (hoax) ataupun penyimpangan berita baik yang disengaja (by design) ataupun terjadi karena kapabilitas jurnalis yang kurang mampu menyampaikan informasi secara benar. Hal ini agar tidak terjadi disinformasi di masyarakat.
Oleh karena itu kehadiran jurnalis yang beretika, berkemampuan (capable) mengolah data fakta menjadi berita berkualitas agar tidak terjadi disinformasi di masyarakat. Poin ini sangat penting untuk memastikan bahwa fakta-fakta yang akurat dan berita yang jelas yang akan diakses oleh publik.
Peran serta Jurnalis tidak hanya melaporkan peristiwa ataupun hanya memberitakan saja. Akan tetapi juga mendorong interaksi yang konstruktif di masyarakat.
Melalui tulisan dan laporan mereka, jurnalis memiliki potensi untuk memengaruhi opini publik (public opinion), mendorong perubahan sosial (social changes) dan menyuarakan suara rakyat.