Musik Keroncong di Stasiun Tuntang Alunan Lagu-lagu Kenangan


Grup home musik Ambarawa tampil di lingkungan museum Ambarawa menyanyikan lagu-lagu legendaris untuk kenangan berlibur. (foto : subagyo)

Semarangsekarang.com – Alunan Tembang lagu Indonesia Raya  yang dikemas  dalam musik keroncong – menggema  di Stasiun Tuntang Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah, Kamis 5 Desember 2024 .  

Lagu – lagu perjuangan masa lalu pada zaman  kemerdekaan Indonesia  itu mengiringi kunjungan Duta Besar Perancis Fabien Fanenone  bersama rombongan yang  saat itu akan meresmikan plakat penyair besar Athur  Rimbaud asal Perancis yang ada di Stasiun Tuntang. Rombongan Duta Besar  Perancis  untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, itu didampingi Direktur Utama KAI Wisata Hendy Helmy, Direktur Utama KAI Wisata Jawa Tengah serta Hadi Surya Palapa, Direktur Niaga PT. Kereta Api Indonesia.

Lagu-lagu legendaris lainnya yang terus menggema  di stasiun dari grup  Home Musik Kereta Api Museum Ambarawa itu, juga menampilkan lagu kebangsaan Perancis dan lagu kebangsaan Indonesia.

Ada juga lagu legendaris  tembang Bengawan Solo, Sepasang  Mata Bola dan  ada juga lagu asing   yang berjudul ‘Alin’. Tembang – tembang lagu legendaris tersebut menggema di stasiun bersejarah  perkeretapian Indonesia memberikan kesan nostalgia bagi setiap yang datang   ke stasiun  kereta api Tuntang Ambarawa.

Tholik, anggota Home Musik Kereta Api Museum Ambarawa kepada Semarangsekarang.com mengatakan  bahwa keberadaan Home Musik Kereta Api Ambarawa adalah binaan KAI untuk menghibur pengunjung yang berdatangan di Museum KA Ambarawa.

“Hampir setiap hari Home Musik Kereta Api, ada di Stasiun Tuntang  menyajikan lagu-lagu  kenangan untuk memberikan warna dalam suasana  masa silam,” kata Tholik yang memainkan gitar.

Galuh, pemandu museum Ambarawa menambahkan, kereta kuno koleksi museum merupakan peninggalan bersejarah perjuangan bangsa Indonesia yang diabadikan di museum selain untuk edukasi juga untuk rekreasi. Kereta  api  museum untuk melayani pengunjung yang berwisata naik kereta dari Ambarawa menuju ke stasiun Tuntang atau sebaliknya. 

“Perjalanan naik kereta bersejarah ini melintas persawahan dan Rawa Pening yang udaranya masih sejuk belum tercemar polusi,” kata Galuh.

Selama perjalanan naik kereta bersejarah tersebut sangat mengasyikan, seolah kita dibawa pada masa puluhan tahun silam, memberikan inspirasi untuk bernostalgia dan cocok untuk rekreasi bersama keluarga, rombongan atau untuk suatu komunitas.

Sementara itu, Fabien Fanenone mengaku sangat terkesan dengan perjalanan naik kereta Ambarawa menuju ke  Stasiun Tuntang. Selama perjalanan kereta seakan membelah persawaan yang tumbuh subur padi yang sudah menguning.

“Saya sangat terkesan naik kereta api  Ambarawa – Stasiun Tuntang. Seolah mengingatkan saya puluhan tahun silam,” ungkapnya. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top