Bansor Pekalongan, Kepala BNPB Minta Pencarian Korban Dilakukan dengan  Maksimal


Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., (tengah) didampingi Direktur DSDD BNPB Agus Riyanto (kanan) dan Tenaga Ahli BNPB Hery, tiba di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono,   lokasi terdampak tanah longsor Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah;. (foto:ist)

Semarangsekarang.com (Pekalongan),-   Kurang dua hari pascakejadian bencana banjir dan tanah longsor (bansor) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., mengunjungi lokasi terdampak yang berada di Kecamatan Petungkriyono. Kahadiran  Suharyanto dilokasi bansor didampingi Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana dan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, Rabu (22/1/2025).

Dalam kunjungan,  itu  Kepala BNPB memberikan  arahan terkait penanggulangan bencana yang harus  dilakukan dalam forum Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Petungkriyono. Kepala BNPB meminta tim gabungan melanjutkan upaya pencarian dan pertolongan terhadap tujuh korban yang masih dinyatakan hilang dalam peristiwa tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

“Upaya pencarian dan pertolongan   harus menjadi prioritas utama. Karena keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, dalam penanganan darurat bencana, sesuai arahan Presiden,” jelas Suharyanto.

Dalam upaya tersebut, Kepala BNPB mempercayakan kepada lembaga yang memang berwenang untuk memimpin operasi pencarian dan pertolongan, yakni Basarnas sebagai leading sektor, sesuai standar operasional prosedur yang berlaku selama tujuh hari.

Kendati demikian, jika dalam kurun waktu tujuh hari   belum ditemukan,   pihak keluarga diberikan pilihan untuk meminta upaya pencarian lanjutan. Oleh sebab itu, seluruh stakeholder yang terkait dalam upaya penanganan darurat harus   bekerja semaksimal mungkin. BNPB akan berkomitmen memberikan dukungan sumber daya di lapangan untuk operasi pencarian dan pertolongan.

“SOP dari basarnas itu 7×24 jam.   Jika  sudah enam hari pencarian tidak ketemu,     hubungi   keluarganya apakah bisa ikhlas sudah merelakan. Kalau keluarganya   minta dicari sampai ketemu ya kita harus cari. Ini sesuai dengan perintah bapak Presiden Prabowo Subianto sebagai aparat kita harus berusaha semaksimal mungkin,” pungkasnya.

Menurut hasil kaji cepat per Rabu (22/1/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Kabupaten Pekalongan menjadi 21 orang. Di samping itu, masih ada 5 orang dalam pencarian, 13 orang luka dan mendapat rujukan, 2 luka ringan serta kurang lebih 159 orang mengungsi. Selain penemuan korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia, pengurangan jumlah korban hilang tersebut juga dikarenakan nama tersebut telah ditemukan dalam kondisi hidup dan bukan menjadi bagian dari korban yang terdampak runtuhan material. Hal itu sebagaimana yang telah dikonfirmasi petugas Posko Antemortem melalui kepala desa.

Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan 27 rumah rusak berat, 5 jembatan rusak, 3 akses jalan tergenang, tanggul jebol dan 3 kendaraan rusak berat.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan. Melalui penetapan status tersebut, beberapa unsur dari pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten dan lainnya memberikan dukungan sumber daya dan hal lain yang dibutuhkan. BNPB sendiri telah memberikan bantuan penanganan darurat bencana senilai Rp 289.500.000 dengan rincian Dana Siap Pakai (DSP) operasional 200 juta rupiah, sembako 200 paket dan makanan siap saji 100 paket. (wahid/ss)

Berita Terkait

Top