Haul  Ke-39   Pendekar NU Semarang Barat


Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Nurul Islam Krapyak Drs H Masrokhan Sulaiman MPA menyerahkan santunan kepada 50 yatim piatu dan duafa di sekitar masjid. foto :ist

Semarangsekarang.com (Semarang),- Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Nurul Islam, Jalan Siliwangi, Purwoyoso 570 Krapyak, Kota Semarang, Drs H Masrokhan Sulaiman MPA menyerahkan santunan kepada 50 yatim piatu dan duafa. Penyerahan santunan, tersebut dilakukan dalam rangka Pengajian Akbar Bulan Muharram 1446 H sekaliguys haul Ke-39 KH Sulaiman dan Haul Ke-36 Hj Munarofah.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shodiqiyah KH Shodiq Hamzah, pengasuh Pondok Pesantren Life Skill Daarunnajah Prof Dr Ahmad Izzuddin MAg, KH Arifin Wicaksono pengusaha Yogya, Gus Anis Surabaya dan Dr KH Busyairi Harist. Tausiyah disampaikan oleh Habib Umar Muthohar.

Masrokhan, yang juga Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI menjelaskan, di Masjid Nurul Islam berbagai kegiatan ibadah terus berlangsung. Misalnya tiap malam Rabu ngaji Fiqih bersama Dr KH Busyairi Harist, juga KH Zainal Arifin AlHafidz mengaji Tafsir AlQuran Jumat malam Sabtu.

 

Perjalanan Hidup

Saat diminta menyampaikan sambutan terkait riwayat hidup KH Sulaiman, Ketua  MUI Jateng KH Ahmad Darodji  antara lain mengatakan, semasa hidupnya  ayah kandungan H Masrokhan Sulaiman, itu  penuh dengan perjuangan dakwah. Masjid yang terletak di samping pintu exit tol Krapyak, misalnya  dulu nyaris terkena proyek tol.

‘’Alhamdulillah denga riyadhoh KH Sulaiman yang sungguh-sungguh pada suatu malam dia bermimpi didatangi sekor macan sebagai isyarat Masjid Nurul Islam aman dan tidak terkena proyek tol. Patok yang semula mengenai halaman masjid bisa bergeser,’’ kata Kiai Darodji.

Kiai Sulaiman,  selain sebagai Ketua NU Semarang Barat disebut Kiai Darodji juga dikenal sebagai lima tokoh pendekar di wilayah itu. Kelima tokoh pendekar, itu adalah  Kiai Sulaiman,  KH. Toha, Kiai Buchori, Kiai Suhaimi dan KH Nasrun.

‘’Mereka selalu berusaha membuat  masjid menjadi semakin baik. Putra KH Sulaiman, H. Masrokhan yang kini menjadi pejabat di Kementerian Perindustrian RI menjadikan  Masjid Nurul Islam menjadi megah seperti sekarang ini,’’ katanya. (wahid/ss)

Berita Terkait

Top