Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Serius Tangani Stunting, Mbak Ita Gandeng Stakeholder - Semarangsekarang.com

Serius Tangani Stunting, Mbak Ita Gandeng Stakeholder


Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu langsung gelar arahan kegiatan rembuk stunting 2023 bersama stakeholder. (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Usai menerima penghargaan penggerak cegah stunting dari BKKBN, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, kini semakin tancap gas dalam upaya penanganan stunting di ibukota Provinsi Jawa Tengah.

Sehari setelah menerima penghargaan di Jakarta, Mbak Ita, sapaan akrab walikota Semarang langsung memberikan arahan kepada seluruh stakeholder lewat kegiatan Rembuk Stunting 2023, Selasa (18/07/2023)..

“Teman-teman harus saling melengkapi, harus dipahamkan lagi (tentang penanganan stunting). Mungkin ini banyak pengamp baru, lurah-lurah baru, sehingga mumpung belum terlambat harapannya harus ada evaluasi,” ungkap Mbak Ita di Ruang Lokakrida Balaikota.

Dikatakan Mbak Ita, mungkin teman-teman agak terbuai dengan penurunan angka stunting di awal tahun yang besar. Tapi makin ke sini angkanya tetap turun tapi kok tidak signifikan lagi.”Hal Ini perlu kita telusuri,” imbuh Mbak Ita.

Menurut Mbak Ita, agar optimal penanganan stunting tidak hanya menyasar pada anak saja, tetapi juga ibu hamil dan remaja calon pengantin. Karena ibu hamil dan remaja putri yang tidak cukup gizi berpotensi menghasilkan keturunan stunting.

“Ibu hamil anemia, kemudian kita intervensi. Kalau berat 5 bulan kalau ringan 2 bulan. 2 bulan sebenarnya ini kan ringan. Ada orang 800 anemia harusnya tidak susah dibanding penduduk 1,7 jiwa. Kenapa turunnya ini tidak signifikan? Ini kan warning,” kata Mbak Ita.

Pihaknya juga mengimbau jajarannya agar memiliki data stunting per-kelurahan sehingga penanganan yang dilakukan dapat lebih cepat dan terarah. Karena saat ini, data stunting baru tersedia per-Puskesmas.

“Padahal Puskesmas itu kan memegang beberapa kelurahan juga. Ini kalau didiamkan lama-lama banyak lagi (stuntingnya). Namanya rembugan ya harus menguasai. Makanya saya harapkan semua bisa dipahamkan dan melepas ego sektoral,” tandas Mbak Ita. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top