PSMTI Jateng Gelar Perayaan Imlek Bersama

Pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah bernyanyi bersama untuk menghibur tamu undangan, pada perayaan tahun baru Imlek, di Sixteen 8, Jalan Ki Mangun Sarkoro Semarang, Minggu (9/2/2025) malam. (foto: wahid)
Semarangsekarang.com (Semarang),- Perayaan tahun baru Imlek yang digelar Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jateng, Minggu (9/2/2025) malam berlangsung meriah. Sejumlah tokoh Tionghoa dan perkumpulan Tionghoa tampak hadir pada acara yang bertajuk Imperial Prosperity Dinner. Antara, lain Po Sun Kok, Budi Purnomo (Ho Liem), Yoga Pangemanan, serta Ketua Minnan Gonghui Hasan Arifin.
Acara yang digelar di Sixteen 8, Jalan Ki Mangunsarkoro, itu semakin meriah saat hiburan tari dan lagu dipersembahkan pada tradisi ajang silaturahmi tersebut. Yang menarik, keberadaan sosok mengenakan kostum karakter Dewa Rejeki atau Dewa Uang, Jay Sen. Pemeran tokoh Jay Sen ini membagikan angpao kepada semua yang hadir, berkeliling ke seluruh penjuru ballroom, menghampiri satu per satu ratusan peserta yang hadir dan duduk di kursi dengan meja bundar. Tak jarang para tamu setelah mendapatkan angpao, mengajak Jay Sen untuk berfoto selfie.
Dewa Jay Sen membagikan angpao merupakan simbol berkah rejeki, juga harapan semoga di tahun Imlek yang akan dilalui nanti bisa mendapatkan banyak rejeki yang melimpah. Tak ketinggalan, kesenian barongsai dari tim Watu Gajah Park turut menghibur tamu. Barongsay dan karakter boneka gajah yang merupakan simbol Watu Gajah Park berkeliling menyapa tamu, cukup menarik perhatian.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jateng, Bambang Wuragil menerangkan, perayaan Imlek bersama merupakan tradisi luhur turun temurun, sebagai ajang silaturahmi, untuk terus mempererat persahabatan dan persaudaraan. Pihaknya berharap melalui keakraban, bisa terus terjalin kebersamaan untuk memberikan sumbangsih yang baik bagi pemerintah dan masyarakat.
Melalui kegiatan yang ada, PSMTI Jawa Tengah ingin berpartisipasi langsung dalam kegiatan sosial di masyarakat. Di antaranya makan siang gratis bagi warga setiap hari Rabu siang, di sekretariat PSMTI Jawa Tengah, Kompleks Puri Niaga Center DD5/10, Puri Anjasmoro Semarang Barat.
“Semoga keakraban terus terbina, untuk memperkuat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Semoga melalui kebersamaan, PSMTI Jawa Tengah bisa berpartisipasi aktif memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat dan pemerintah,” kata Bambang Wuragil.
Budaya Indonesia
Sementara itu, tokoh Tionghoa Semarang, Po Sun Kok mengungkapkan, perayaan tahun baru Imlek bukan perayaan agama, tetapi suatu tradisi yang baik, dimana acara tersebut dirayakan dengan saling bersilaturahmi, saling berkunjung dan berkumpul bersama keluarga. Seperti, perayaan Lebaran di kalangan warga Muslim. Selain itu, ada kebiasaan yang tua memberikan angpao kepada yang muda sebagai simbol kasih sayang.
“Meskipun asalnya dari Tiongkok, namun perayaan dengan tradisi yang baik dan turun temurun ini turut memperkaya budaya Indonesia, sebagai tradisi dan budaya yang baik dan luhur,” kata Po Sun Kok.
Selain itu, di tahun ular kayu muncul harapan agar pemerintah dan rakyat Indonesia selalu dalam kondisi aman, damai, makmur dan sejahtera.
“Dan di tahun ular ini nanti semoga kita semua bangsa Indonesia selalu dalam keadaan yang baik, rakyat damai, sejahtera, dan bahagia berkecukupan. Para pemimpin kita juga semoga mendapat kekuatan untuk membawa bangsa dan negara kita menuju kesejahteraan bersama,” kata dia. (hid/ss)