Maheswara Artha ”Arsitek” Animasi 3D Artist
Maheswara Artha, ingin lebih menguasai tentang Artificial intelligence (AI) dan machine learning. (foto: dok istimewa)
- Terus belajar Artificial Intelligence
Semarangsekarang.com – Usianya masih muda, namun dengan keahlian yang dimiliki membuat pemilik nama Maheswara Artha sudah mampu menjadi sosok profesional yang memiliki keahlian mendesain berbagai gambar-gambar animasi.
Artha, panggilan akrab remaja berusia 17 tahun, sudah dipercaya bekerja di Inkuba sebuah rumah usaha, dalam bentuk ruang kolaborasi yang bergerak di bidang animasi digital bergerak.
Dan bidang di bidang profesi inilah alumni SMK Raden Umar Said Kudus, bekerja sebagai 3D Artist, sebuah bidang seniman digital dimana orang berkegiatan disini bekerja membuat seni fantasi yang imersif, dengan menggunakan media komputer dan perangkat lunak tiga dimensi. Karya 3d artist berupa karakter animasi, model produk, lingkungan game, atau efek visual untuk film
Baginya menggeluti bidang teknologi atau IT, terutama hal-hal yang berkaitan dengan dunia software, animasi dan berbagai hal teknis perteknolgian IT Programming. ‘’Suatu hal yang unik menggabungkan dunia seni dalam dunia IT menjadi suatu keunikan sebagai profesi dan passion saya,’’ tandas Artha kepada Semarangsekarang.com.
Meski sudah dalam katagori mahir bekerja dalam dunia peranimasian, Artha masih tetap berupaya meningkatkan jenjang level pendidikannya dengan ‘’nyambi’’ berkuliah di Universitas Terbuka jurusan pendidikan komputer sains. Di sinu Artha ingin menggali lebih dalam tentang algoritma
‘’Saya tetap ingin terus belajar secara akademik, sehingga meskipun sibuk bekerja, melanjutkan pendidikan lebih tinggi juga terus jadi motivasi saat ini,’’ kata Artha, putra pasangan Gautama dan Mashita ini.
Ia juga menambahkan bahwa dengan menjadi IT programming akan menunjang kegiatan beranimasi 3d termasuk belajar tentang Artificial Intelligence (AI) dan machine learning, dengan dua hal tersebut kedepannya bisa meng-improve dalam hal artistik, keunikan pada film dan kekhasan dalam film.
Salah satu karya animasi 3d yang dibuat oleh Artha. (gambar: dok istimewa)
Belajar sejak SMP
Keandalan Artha dalam mengolah dan berimprosasi pembuatan animasi tidak dilakukan secara instan. Setidaknya perlu enam tahun, artinya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dia sudah mulai menekuni dan mempelajari seluk beluk dunia animasi.
‘’Saya belajar animasi sejak awal duduk bangku SMP dan beruntungnya kedua orang tuanya sangat mendukung, sehingga value pembuatan beragam olahan animasi saya terus meningkat,’’ ungkap Artha.
Awal mula tertarik dengan dunia animasi ini, dia mengaku melihat permainan di video game. Dan dari rasa penasaran ini ia mencari cara membuatnya video game yang dilihatnya tersebut.
”Ternyata disitu ada proses namanya modelling yakni membuat model karakter dan properti pada media komputer, dari situ saya konsultasi dengan kakak sepupu kuliah di bidang pemrogaman game,” jelas Artha.
Dari situ penggemar olahraga renang dan gym ini dikenalkan dengan software blender, yang kemudian diolah menjadi karya tiga dimensi.
Namun demikan ia juga menganggap kemampuannya saat ini masih belum seberapa, sehingga keinginannya untuk menjadi animator kaliber dunia akan terus diupayakan dengan selalu belajar belajar belajar sembari terus berimprovisasi, apalagi orang tuanya memberikan dukungan penuh untuk dirinya. (aria-SS)