Diguyur Hujan Deras, Talud Warga Gunungpati Ambrol

Talud atau dinding penahan tanah di salah satu rumah warga di Jalan Jetis, RT 6/RW 9, Kecamatan Gunungpati, ambrol usai diguyur hujan deras pada Sabtu (11/1/2025). (foto : Ist)
Semarangsekarang.com (Semarang),-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto membenarkan, hujan cukup deras yang terjadi sejak Sabtu (11/1/2025) siang hingga petang menyebabkan talud salah satu rumah warga di Jalan Jetis, RT 6/RW 9, Gunungpati mendadak longsor dan ambrol. Peristiwa, itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
Tidak ada korban yang ditimbulkan akibat kejadian itu. Tetapi akibat ambrolnya talud sepanjang sekitar 10 meter dan tinggi 4 meter, itu puing-puing materialnya menutupi akses jalan warga sekitar.
“Sebelum kejadian, terjadi tanah longsor, akibat hujan yang terjadi sejak siang cukup deras dan juga aliran air tidak lancar sehingga menggenang membuat tanah talud menjadi labil dan menyebabkan tanah longsor,”ujarnya, Senin (13/1/2025).
Setelah kejadian tersebut, petugas bersama dengan aparat wilayah setempat mendatangi langsung rumah warga yang terkena dampak longsor untuk melakukan pendataan dan assesment.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Akhir -akhir ini sering terjadi cuaca ekstrem terutama saat puncak musim hujan. Kami minta warga ikut aktif melaporkan jika mengetahui kejadian bencana baik itu banjir maupun tanah longor ke pak RT/RW atau perangkat kelurahan setempat untuk dilakukan penanganan sedini mungkin,” paparnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan prediksi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah yang berlangsung pada 13 sampai 15 Januari 2025. Mengingat dari pantauan dinamika atmosfer, selama tiga hari kedepan, adanya suspect area berupa tropical disturbance/gangguan tropis terpantau di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo menjelaskan, suspect area berupa tropical disturbance/gangguan tropis ini menyebabkan pola belokan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah.
“Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas,” ucapnya.
Dan kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah. Sehingga dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir/kilat dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah selama pada 13 – 15 Januari 2025. (subagyo/ss)