Penderita Kanker di Kota Semarang Terus Bertambah.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin groundbreaking pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN), Sabtu (15/6/2024). (foto : ist)
Diperlukan rumah sakit yang bisa menangani pasien kanker selain RS. Karyadi
Semarangsekarang.com (Semarang),- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin groundbreaking pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN), Sabtu (15/6/2024). Pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di RSWN, ini diharapkan mampu memberikan akses pelayanan yang mudah dan cepat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di RSWN, ini menurut Mbak Ita merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Semarang dalam melayani kebutuhan masyarakat. Karena itu Ia berharap, proses pembangunan pelayanan kesehatan untuk pasien penderita kanker, tersebut bisa selesai tepat waktu.
Apalagi, saat ini terjadi lonjakan kasus penderita kanker termasuk di Kota Semarang. Untuk itu diperlukan peningkatan fasilitas, dan peralatan baru untuk menangani penyakit kanker, agar tidak hanya terpusat di RSUP Kariadi.
“Di Semarang jumlah penderita kanker terus bertambah. Sehingga diperlukan unit layanan khusus, selain yang sudah ada di RS Kariadi, bahkan bisa saling melengkapi,” ujarnya.
Mbak Ita menjelaskan, di gedung yang sedang dibangun tersebut, nantinya akan melayani pasien kanker dengan sistem one stop service. Di gedung itu juga terdapat berbagai fasilitas pendukung, seperti radiologi dan onkologi.
“Saya lihat sudah ada alat-alat yang baru pertama ada di Jateng. Saya berharap keberadaan alat-alat, itu bisa berkolaborasi. Kalau di RS Kariadi sudah ada alat-alat tertentu, nanti pasien yang membutuhkan proses penyembuhan atau treatmen ada di alat baru, bisa langsung ke sini,” ungkapnya.
Mbak Ita mendorong rumah sakit-rumah sakit di Kota Semarang, memiliki pelayanan yang bisa mendukung pasien kanker. Pihaknya memastikan bakal mensupport upaya atau proses pembangunan infrastruktur yang diperlukan.
“Ada beberapa fasilitas yang diperlukan, termasuk penanganan dampak penggunaan alat dan risiko akibat radiasi. Karena itu di sini juga membutuhkan bunker. Sementara proses perizinan bunker dan unit penanganan kanker relatif lebih lama. Makanya, banyak rumah sakit yang belum memiliki pelayanan unit penyakit kanker, karena tahapan proses perizinannya memerlukan waktu serta kelengkapan tersendiri,” ungkapnya.
Gedung kanker terpadu di RSWN, ini memiliki empat lantai, dibangun dalam tahap. Tahap pertama diupayakan selesai pada bulan Desember 2024. Pengerjaan gedung, ini dilakukan oleh pihak pelaksana dengan nilai kontrak Rp 28.294.255.302,40 dan Manajemen Konstruksi dengan nilai kontrak Rp 1.694.951.130,00. Nantinya, gedung tersebut akan dilengkapi dengan alat-alat kesehatan canggih. Seperti, Linac, Brachiteraphy, dan CT Simulator. (subagyo/ss)