Yayasan Majelis Tafsir AlQur’an, Melaksanakan Qurban Lebih Awal

Salat Iduladha 1445 H, Majelis Tafsir AlQur’an di halaman parkir stadion Manahan Solo dijaga ketat puluhan tenaga pengamanan internal. foto : mbo
Semarangsekarang.com (Surakarta),- Jamaah Yayasan Majelis Tafsir AlQur’an (MTA) yang berpusat di Kota Surakarta, melaksanakan Salat Iduladha 1445 H, hari ini Minggu (16/6/2024). Pelaksanaan Salat Iduladha Jamaah MTA, dimulai pukul 06.15 Wib, bertempat di Lapangan Parkir Stadion Manahan Solo. Bertindak selaku imam dan khatib adalah Ustad Nur Kholid Syaifullah LC., M. Hum.
Ribuan jemaah MTA ikut hadir melaksanakan salat iduladha. Sementara pihak pengamanan internal, mengamankan pelaksanaan salat. Mereka berjaga di tempat-tempat strategis, sekaligus membantu mengarahkan jemaah menuju tempat salat. Sementara pihak kepolisian, menjaga agar lalulintas sekitar stadion Manahan tetap berjalan lancar. Terlebih karena banyak jamaah salat Ied, yang memarkirkan kendarannya dibahu jalan.
Ditanya awak media, seputar pelaksanaan salad Iduladha yang lebih cepat dibanding keputusan pemerintah, ketua Panitia salat Ied MTA, Ustad Suprapto mengatakan, pihaknya mengikuti pelaksanaan ibadah wukuf dipadang arafah, untuk menentukan salat Iduladha.
“Karena wukuf di Mekah dilaksanakan pada hari Sabtu, maka kemarin kami melakukan puasa Arafah, dan hari ini Ahad (16/6/2024) MTA melaksanakan salat Iduladha,” kata ustad Suprapto kepada awak media usai melaksanakan salat iduladha.
Menurut Suprapto, pelaksanaan salat Iduladha yang dilaksanakan hari ini, diikuti oleh seluruh anggota MTA, diseluruh Indonesia dengan menyesuaikan kondisi daerah masing-masing. Artinya, bukan tidak mungkin sebagian anggotanya, baru melaksanakan salat Iduladha pada hari Senin (17/6/2024), sesuai putusan pemerintah, jika di sana memang tidak ada yang menunaikan salat iduladha pada Minggu ini.
“Pokoknya menyesuaikan dengan lingkungannya, syukur-syukur kalau bisa ditunaikan pada hari Minggu,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam khutbah yang berjudul Islam, Iman dan Ikhsan, ustad Nur Kholid Syaifullah antara lain mengingatkan jemaah bahwa Iman bisa membentengi umat manusia dari berbuat dosa. Iman juga menjadi kekuatan ketika seseorang merasa lemah dan pelipur lara disaat sedih. Bahkan iman juga menjadi senjata kesabaran bagi yang tertimpa musibah.
Sedangkan orang yang tidak beriman, mereka akan selalu merugi, sekalipun sudah berbuat baik. Karena amalan baik mereka, itu tidak ada nilainya di sisi Allah. Pasalnya, syarat utama, diterima tidaknya amal baik manusia adalah iman kepada Nya dan menyekutukan Nya dengan suatu apapun. (mbo/ss)