Satupena Semarang Didorong Jadi Penggerak Literasi


Wakil Ketua Satupena Kota Semarang Maya Dewi  bergambar bersama Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang Fx. Bambang Suranggono dan narasumber lain sesuai FGD Kepenulisan di Aula Kecamatan Semarang Utara. (foto : ist)

Semarangsekarang.com (Semarang),- Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang menggelar kegiatan Diskusi Kelompok Terpimpin (Focus Group Discussion/FGD) bertajuk “Semarang Dalam Cerita: Kepenulisan Sebagai Sarana Melestarikan Identitas Kota”  Rabu (4/6/2025). Acara tersebut berlangsung di Aula Kecamatan Semarang Utara, Jalan Brotojoyo. Ikut hadir para pemangku kepentingan di bidang literasi, arsip, serta legislatif Kota Semarang.

FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber,  antara lain Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang Fx. Bambang Suranggono, S.Sos, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang H. Mualim, S.Pd., M.M., M.H., Wakil Ketua Komisi D Sodri, S.H., Sekretaris Komisi D Hj. Swasti Aswagati, S.Psi., M.Sos., serta Wakil Ketua Satupena Kota Semarang (Jawa Tengah) Maya Diana Kusuma Dewi, S.Pd.

Dalam diskusi tersebut, para narasumber sepakat bahwa menulis tentang Kota Semarang merupakan langkah strategis untuk merawat memori kolektif dan melestarikan identitas lokal. Hasil FGD merekomendasikan agar Satupena Kota Semarang mengambil peran lebih aktif sebagai penggerak kegiatan literasi, guna mendorong lebih banyak penulis lokal mendokumentasikan cerita dan sejarah Kota Semarang.

“Menulis adalah cara kita menjaga jati diri kota ini agar terus hidup dalam benak generasi ke generasi. Semarang memiliki banyak kisah lokal yang bijak, tetapi minim dokumentasi tertulis,” ujar Maya Diana Kusuma Dewi, yang juga dikenal sebagai cerpenis dengan nama pena Maya Dewi.

Mengutip pemikiran Yuval Noah Harari dalam “Homo Deus: A Brief History of Tomorrow”, Maya menekankan bahwa di masa depan, algoritma akan menjadi otoritas baru, menggantikan manusia. “Menulis tentang Semarang juga bagian dari algoritma itu. Jika kita ingin kota ini dikenang sebagai kota yang nyaman dan menyenangkan, kita harus rajin menulis tentang kebaikan, keunikan, keunggulan, dan sejarahnya,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Maya Dewi mewakili Satupena Kota Semarang menyerahkan cenderamata berupa satu eksemplar buku “On Bid” kepada Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, H. Mualim. Buku tersebut merupakan kumpulan cerita fiksi yang diinspirasi dari kisah nyata para pengemudi ojek online perempuan dari berbagai daerah—kisah yang menurut Maya patut dicermati bersama.

Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie, saat dihubungi secara terpisah, menyatakan dukungannya terhadap rekomendasi hasil FGD. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam membangun budaya literasi yang berkelanjutan di Kota Semarang.

“Kegiatan FGD ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran kepenulisan dalam pembangunan karakter kota. Semangat kolaboratif antara pemerintah, legislatif, dan komunitas literasi diharapkan mampu membawa Semarang menjadi kota yang tak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kaya akan narasi, aman, dan nyaman untuk dihuni maupun dikunjungi,” tandas Maya.  (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top