Universitas Binus Perkuat Sinergi dengan Komunitas Budaya Lokal


Suasana diskusi upaya memperkuat sinergi antara komunitas budaya dengan dunia akademik di Universitas Bina Nusantara Semarang. (foto : ist)

Semarangsekarang.com (Semarang),- Universitas Bina Nusantara (Binus) Semarang terus berupaya memperkuat sinergi dengan komunitas budaya lokal.  Karena  itu, Universitas Binus menyelenggarakan dialog  yang bertujuan untuk menciptakan kolaborasi yang lebih erat antara komunitas budaya lokal dan institusi akademik.

Pernyataan  itu disampaikan  Direktur Kampus Universitas Binus Semarang Dr. Fredy Purnomo, S.Kom., M.Kom. saat  menerima  pimpinan komunitas budaya lokal Jawa Tengah  kampus Binus, Sabtu  (19/10/2024). Ikut hadir pada pertemuan tersebut  Associate Lecturer Specialist S2—Character Building Linda Mutiara Lumban Tobing, S.Th., S.Pd.K., MA.CE.,  Ketua Umum Satupena Jawa Tengah dan Dewan Kesenian Jawa Tengah Gunoto Saparie, Ketua Satupena Kota Semarang Dr. Fadjar Setiyo Anggraeni, S.E., M.Si., Ak.CA., ACPA., Ketua Umum Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara Ninoek W. Sunaryo, Ketua Komunitas Diajeng Semarang Maya Diana Kusuma Dewi, S.Pd.

Universitas Binus, demikian Fredi, mengapresiasi upaya-upaya pelestarian budaya lokal yang dilakukan oleh komunitas-komunitas.   Binus juga  tidak ingin budaya tradisional  hilang atas nama modernisasi. Oleh karena itu, Binus siap melakukan kerja sama dan memfasilitasi kegiatan bidang kesenian dan kebudayaan lokal dengan komunitas-komunitas yang ada, terutama di Semarang.

Pernyataan serupa disampaikan  Associate Lecturer Specialist S2—Character Building Linda Mutiara Lumban Tobing.  Menurut Linda Mutiara, Indonesia memiliki tradisi budaya lokal yang beragam. Setiap daerah memiliki keunikan  dan kearifan lokal. Dan itu menjadi  modal besar membangun bangsa. Karena itu di tengah perubahan global, bangsa Indonesia perlu melakukan upaya-upaya  untuk melestarikan, merevitalisasi dan  mengembangkannya.

“Kita banyak memiliki kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber pembentukan karakter bangsa. Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, dan pepatah,” ujarnya. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top